JAKARTA, CIANJUREKSPRES - Untuk melayani seluruh lapisan masyarakat hingga pelosok negeri di era transformasi digital, BRI mengusung konsep hybrid bank. Konsep tersebut memungkinkan jangkauan layanan nasabah semakin luas, dengan memadukan keunggulan layanan fisik secara langsung dan secara digital.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto pada Diskusi Taman BRI yang mengangkat tema “Impact of Hybrid Bank Concept in Expanding Bank’s Reach” pada Rabu (26/7).
Pihaknya menjelaskan bahwa perseroan ingin menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga di daerah-daerah tertinggal, terdepan, terbelakang secara hybrid, yakni digital dan manual.
BACA JUGA:Liga 1 Menggerakkan Ekonomi Rp9 Triliun, Sponsor Utama Kembali Dipegang BRI
“Dengan demikian diharapkan BRI menjadi yang terdepan dalam mewujudkan aspirasi pemerintah untuk menciptakan inklusi keuangan yang mencapai 90% pada 2024,” ungkapnya.
Adapun salah satu strategi yang dilakukan BRI, yakni penguatan dalam hal capacity planning. Tak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga berinovasi mengembangkan fitur-fitur digital BRI.
Menurutnya, BRI harus mengikuti ke mana nasabah akan melangkah, termasuk melihat langkah yang mungkin akan diambil nasabah.
BACA JUGA:RUPST 2023: Kontribusi Nyata Untuk Negeri, BRI Bagikan Dividen Rp43,49 triliun
Transformasi digital yang selama ini ditempuh BRI adalah perjalanan panjang dan berkelanjutan. “Hybrid bank adalah transformasi bisnis proses, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja dengan memadukan kapabilitas digital, jaringan fisik serta layanan penasihat keuangan,” tambahnya.
Dalam menjalankan hybrid bank pun, BRI memiliki sumber daya yang sangat memadai. Hingga saat ini, BRI memiliki branchless network melalui Agen BRILink melampaui 660 ribu agen di seluruh penjuru Tanah Air.
Untuk memperkuat layanan pula, BRI gencar menurunkan penyuluh digital dan keuangan ke desa-desa. Tugasnya pertama, mengajari masyarakat membuka rekening secara digital. Kedua, mengajari masyarakat bertransaksi secara digital. Ketiga, mengajari masyarakat untuk menjaga rekeningnya dari kejahatan digital.
Sementara dalam layanan digital, BRI memiliki keunggulan super apps mobile banking BRImo. Diketahui, saat ini terdapat sekitar 150 juta nasabah pemilik rekening BRI. Dari jumlah tersebut, sekitar 78 juta di antaranya adalah card holder BRI dan sekitar 28 juta nasabah telah mengakses super apps BRImo.
Hingga Juni 2023 atau dalam 6 bulan, jumlah transaksi di BRImo sendiri telah mencapai 1,3 milyar transaksi atau tumbuh 89,6% (YoY) dengan nilai volume transaksi menyentuh Rp1.895 triliun (76,2% YoY). Kepercayaan terhadap super apps BRImo juga ditunjukkan dari jumlah pengguna yang kini telah mencapai 27,8 users atau tumbuh 50,5% YoY.
Andrijanto menambahkan, strategi BRI mengandalkan hybrid bank dilakukan sebagai cara menjangkau masyarakat Indonesia yang beragam karakteristiknya. Meskipun digitalisasi tak bisa dielakkan, masih ada sejumlah nasabah yang masih nyaman dengan layanan perbankan secara physical.
Dalam pengaplikasian hybrid bank, BRI menerapkan prinsip ‘phygital’ atau physical and digital. Keduanya merupakan paduan keunggulan layanan fisik secara langsung dan tentunya secara digital.(*)