Bayi Usia Setahun di Cidaun Cianjur Butuh Uluran Tangan

Selasa 07-07-2020,02:02 WIB
Editor : herry

Cianjurekspres.net - Kesedihan nampak terpapar dari raut muka pasangan suami istri Saepul dan Milah warga Kampung Tipar RT 01/04, Desa Karyabakti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Betapa tidak, anak semata wayang Hikmah Nuraeni (1) hanya bisa terbaring lemah. Bayi yang baru berumur satu tahun ini harus menderita akibat penyakit yang dideritanya. Ia di vonis menderita hidrosefalus atau pembesaran kepala. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat. Lahir dari keluarga kurang mampu, bayi yang lahir pada 17 September 2019 ini tak mempunyai BPJS jadi belum bisa berobat rutin. Adanya kabar bayi hidrosefalus diterima oleh Pejuang Bravo Lima Jabar dan sempat mengunjungi kediaman bayi Hikmah. Baca Juga: Tiga RSUD Milik Pemkab Cianjur Diduga Belum Punya Sertifikat Laik Fungsi Sekretaris Pejuang Bravo Lima Jabar, Jujun, merasa prihatin dengan bayi Hikmah yang lahir dari kalangan tidak mampu dan tidak mendapatkan BPJS. Jujun melihat bahwa pasangan suami istri ini hidup prihatin dan perlu bantuan. "Mereka tidak mempunyai BPJS, oleh karena itu orangtuanya tidak mau membawa bayi tersebut ke rumah sakit dengan alasan tidak mempunyai biaya. Jangankan untuk berobat untuk makanpun mereka masih pas-pasan," katanya. Jujun mengatakan, rumah keluarga bayi Hikmah ini pelosok dan sangat jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur. Dirinya bahkan prihatin, dengan adanya fakta bahwa masih ada bayi yang menderita hidrosefalus dan tidak punya BPJS. "Kami mengetuk hati semuanya agar membantu keluarga bayi Hikmah, agar bisa mendaptkan haknya untuk berobat," katanya. Kepada Jujun, orangtua bayi Hikmah pun mengatakan, bahwa jarak tempuh sangat jauh mengakibatkan sulitnya membawa anaknya ke rumah sakit, belum lagi ditambah dengan biaya transportasi dan biaya berobat. "Jarak dari tempat tinggal ke rumah sakit umum 100 kilometer, ongkosnya sekitar Rp 200, belum biaya makan dan biaya obat," katanya. Orangtuanya memilih merawat bayi hidrosefalus seadanya di rumah. "Makanya diam aja di rumah, mereka kesulitan biaya," katanya. Jujun pun mempertanyakan soal program Jabar Quick Respon dan Layad Rawat dan Public Safety Center. Pihaknya pun berharap bayi Hikmah bisa segera mendapat bantuan kesehatan dari pemerintah. "Mudah-mudahan bisa segera tertangani, apalagi ini keluarga yang benar-benar kurang mampu," harapnya. (yis/sri)

Tags :
Kategori :

Terkait