Kampanye Model Ini Bisa Jadi Alternatif Balon Kepala Daerah Pilkada Cianjur

Minggu 20-09-2020,10:23 WIB
Editor : herry

Cianjurekspres.net - Pengamat Politik, Dedi Mulyadi menilai para bakal pasangan calon (bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Cianjur di Pilkada 2020 perlu mencari alternatif dalam melakukan kampanye di tengah Pandemi Covid-19. Salah satunya kampanye daring melalui media sosial. "Dalam konsep sekarang, saya kira kampanye daring jauh lebih efektif. Artinya, di dalam kampanye daring kemudian di elaborasi visi misi yang menarik," ujar Dedi kepada Cianjur Ekspres belum lama ini. "Sayangnya, memang kalau kita lihat visi misi dari bakal calon pada umumnya datar semua, tidak ada hal yang menarik, tidak ada hal yang baru, tidak ada hal yang kemudian menyentuh substansi kepentingan masyarakat," imbuhnya. Baca Juga: KPU Siapkan Sanksi Bagi Calon Kepala Daerah yang Melanggar Protokol Kesehatan Hal ini menurutnya yang menjadikan masyarakat jenuh mengisi proses kampanye dengan model daring. "Tetapi saya kira, kalaupun misalnya balon ini kreatif dengan ide-ide menarik dengan kampanye daring saya kira bisa dilakukan. Cuma, memang ini yang kemudian butuh para desainer milenial untuk menyajikan sebuah even kampanye yang menarik melalui proses daring," ucap Dedi. Lebih lanjut Dedi mengatakan, bicara dalam perspektif di media sosial khususnya bagi bakal calon kepala daerah di Cianjur memang masih belum banyak mempergunakan serta mengefektifkan kampanye di medsos dan ini ruang yang sesungguhnya bisa dimaksimalkan. Baca Juga: Pelanggaran Protokol Kesehatan Diperkirakan akan Banyak Terjadi saat Kampanye Terbuka "Saya kira kampanye di medsos, cost-nya tidak terlalu tinggi dan ini juga peluang yang harus diambil termasuk juga mencoba memaksimalkan fungsi desainer-desainer milenial yang saya kira banyak di SMA, SMK termasuk perguruan tinggi yang saya kira mempergunakan konten-konten yang sangat menarik dan ini sangat milenial," katanya. Kalau bicara dalam perspektif pemilih, ungkap Dedi, maka pemilih pemula di Cianjur kurang lebih sekitar 40-45 persen. Artinya kalau para calon kreatif, sesungguhnya kampanye dengan model media sosial jauh lebih efektif dan efisien. Baca Juga: Penyelenggara Pemilu Harus Tegas Terapkan Protokol Kesehatan "Dan ini saya kira harusnya menjadi alternatif dibanding, mohon maaf dengan misalnya katakanlah melaksanakan kampanye dengan model mengumpulkan massa dan saya kira bisa jadi kontraproduktif. Kalaupun misalnya evennya kemudian dilaksanakan, maka yang akan menjadi bidikan bakal calonnya," tandas Dedi. Ditegaskannya, mengkomunikasikan visi misi melalui medsos tentunya dengan aturan yang fair play tidak dalam kerangka saling menjatuhkan dan menyudutkan. Dedi menambahkan, kampanye model baru medsos dan daring jauh lebih efektif, efisien dari segi anggaran dan kreatif yang pada akhirnya juga mampu menghadirkan sebuah fenomena baru kaitan dengan kreativitas anak muda dan harus di mobilisasi. "Sayangnya memang, mohon maaf khusus di Cianjur masih belum banyak. Bakal calon masih percaya dengan model-model yang konvensional dan memang sekeliling dari balon juga tidak terlalu banyak. Misalnya pada kreator muda yang diberikan kesempatan untuk beraktivitas mengeksplore kemampuannya dalam rangka membantu mendesain sebuah kampanye yang jauh lebih menarik dan efisien," tukasnya. "Saya kira saatnya disini para balon untuk melirik kreator muda agar lebih efisien dan mengena. Terutama tadi kalau kita bicara dalam perspektif golongan milenial. Saya kira ini pangsa pasar yang sangat menjanjikan untuk kemudian digarap secara kreatif," papar Dedi Mulyadi.(hyt)

Tags :
Kategori :

Terkait