Ratusan Liter Minyak Goreng Ludes Terjual

Kamis 10-03-2022,04:11 WIB
Editor : cianjur

Cianjurekspres.net - Antuasis warga khususnya kaum ibu-ibu untuk memburu minyak goreng ternyata masih tinggi. Bahkan mereka rela antre sejak pagi jika ada minimarket maupun toko swalayan modern yang menjual dengan harga murah. Seperti yang diungkapkan, HRD Toserba Yoyga Cianjur, Nyanyang Sopiandi, setiap harinya selalu terjadi antrean warga terlebih para ibu-ibu sejak pagi. Bahkan pihaknya bisa menghabiskan sebanyak 800 kilogram minyak goreng yang dijual Rp14 ribu per kilogram. "Kami dari Yogya Cianjur menyiapkan kurang lebih 800 liter minyak goreng murah, dan itu habis terjual kurang hanya satu jam saja," kata Nyanyang, kemarin (9/3). Nyanyang mengatakan, stok minyak goreng saat ini dipastikan aman namun memang tidak sempat dipajang di stan-stan di Toserba Yogya. "Mau kita simpan di stan tidak sempat, karena pada saat toko mau buka, ibu-ibu diluar sudah terlihat antre. Jadi langsung dibagikan ke pembeli," katanya. Nyanyang mengatakan, pihaknya tidak menjual diluar Harga Eceran Tertinggi (HET). "Kami menjual sesuai dengan program dari pemerintah, yakni sesuai dengan HET yakni Rp14 ribu per kilogram," ujarnya. Menurutnya, ada batasan saat warga ingin membeli minyak goreng tersebut yakni tidak boleh lebih dari dua liter. "Bagi yang mau belanja minyak goreng murah tentunya tidak boleh lebih dari dua liter," jelasnya. Dirinya mengaku, antrean yang membludak membuat pihaknya dilema dan khawatir warga tak menjaga protokol kesehatan. "Mau bagaimana lagi, kami juga sempat dilema, di sisi lain kami melayani keperluan warga, namun di sisi lain juga antusiasnya begitu membludak," kata Nyanyang. Pantauan di etalase minyak goreng di Toserba Yogya Cianjur, masih ada minyak dari jenis canola dan minyak jagung, sementara untuk jenis sawitnya kosong melompong. Baca Juga : Beli Minyak Goreng Harus Tunjukkan KTP Terpisah, Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Cianjur, menggelar diskusi dan kunjungan pasar untuk mengecek harga-harga barang sembako. Ketua PC PMII Cianjur, Eko Heriyanto Idham, mengatakan, kelangkaan minyak goreng di daerah termasuk di Kabupaten Cianjur dalam beberapa pekan ini menjadi buah bibir di masyarakat, termasuk kalangan aktivis yang tergabung dalam PMII Cabang Cianjur. "Kami menyoroti berbagai masalah harga dimulai dari kelangkaan minyak, kenaikan harga, pembatasan pembelian minyak goreng di ritel-ritel modern yang berpotensi menghegemoni perdagangan minyak di Indonesia," katanya, kemarin (9/3). Eko mengatakan, saat masyarakat akan membeli minyak goreng di ritel-ritel modern dan pasar tradisional, saat ini masyarakat tidak akan menemukan minyak goreng terpajang di rak. Minyak curah yang biasanya mudah dijumpai, masyarakat sulit untuk mendapati penjual minyak eceran. Menurutnya, kondisi kelangkaan dan ketidakstabilan harga pun diperparah dengan fenomena panic buying di masyarakat, yaitu fenomena dimana masyarakat memborong minyak goreng secara berlebihan. "Dalam situasi seperti ini, harusnya pemerintah pusat maupun daerah hadir sebagai solusi ditengah ketidakpastian pasar dan menjamin pemerataan pasar terutama dalam mengontrol harga sehingga tidak ada kecenderungan membiarkan adanya penimbunan secara massal oleh warga. Di samping itu, Eko juga menduga kelangkaan tersebut adanya aturan dan kebijakan dari pemerintah pusat. Alih-alih kontrol harga minyak goreng, kebijakan pemerintah dalam hal ini menteri perdagangan dan perindustrian yang mengeluarkan Permendag Nomor 3 tahun 2022 Tentang Penyediaan Minyak Goreng Kemasan untuk kebutuhan masyarakat dalam kerangka pembiayaan oleh Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit, justru membuat masyarakat sulit mendapatkan minyak goreng curah. "Indikasi lainnya, diakibatkan meroketnya harga minyak goreng Internasional, sehingga para pengusaha lebih memilih mengekspor minyak goreng ke luar negeri, dibanding mendistribusikannya didalam negeri," katanya. Berdasarkan hasil investigasi kader PMII Cianjur, setelah mengunjungi beberapa pasar di bulan Maret 2022 yang mana pendistribusian akan diambil alih sebagian oleh Bulog, kondisi inipun bukan menjadi solusi, bahkan menimbulkan kembali kelangkaan. "Atas terjadinya ketidakstabilan harga dan ketersediaan minyak yang kurang merata, maka kami meminta pemerintah Pusat dan Daerah, segera melakukan upaya yang tepat dengan melakukan insiatif kebijakan daerah dengan berbagai cara," katanya. Baca Juga : Antisipasi Penimbunan, Pemkab Cianjur Bakal Cek Jalur Distribusi Minyak Goreng Eko mendesak agar Pemerintah Kabupaten Cianjur mengoptimalkan fungsi dinas perdagangan dalam upaya mengontrol harga minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi, menjamin ketersediaan kuota minyak goreng, dan mengeluarkan kebijakan surat edaran agar masyarakat tidak membeli minyak goreng secara berlebih serta tidak menjual secara sembarang apabila bukan agen minyak. Termasuk tidak adanya monopoli harga oleh ritel-ritel terutama minyak goreng kemasan dan menjamin harga yang stabil dan menjamin ketersediaan menjelang Ramadhan dan Hari Raya.(yis/hyt)

Tags :
Kategori :

Terkait