Hama Wereng Batang Coklat Serang Tanaman Padi, HKTI Cianjur: Waspada
HAMA WERENG: Tim Satgas Pencegahan Hama Wereng DPC HKTI Cianjur bersama Petugas UPTD dan BPP Kecamatan Warungkondang turun ke lapangan mengamati pertumbuhan tanaman padi dan investigasi potensi hama.(Istimewa/HKTI Cianjur) --
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Petani padi di Kabupaten CIANJUR menghadapi serangan Hama Wereng Batang Coklat (WBC). Ketua Biro Pemuda Tani DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten CIANJUR, Hasan Munadi, mengatakan, kondisi saat ini statusnya sudah waspada, karena ancaman gagal panen yang akan berdampak terhadap penurunan kuantitas capaian swasembada pangan.
"Investigasi kami bersama dengan kelompok tani di bawah, ternyata di wilayah lain pun sudah ada gejala. Mulai ada bintik-bintik, kemudian kuning-kuning," katanya kepada Cianjur Ekspres, Minggu 15 Juni 2025.
Diungkapkannya, wabah hama wereng bukan hanya terjadi di Kecamatan Karangtengah saja, namun informasi yang didapatkan juga mengancam lahan padi di Cikalongkulon, Mande dan Warungkondang. Hasan belum bisa mengatakan angka pasti luas wilayahnya karena belum ada data.
BACA JUGA:10 Hektare Tanaman Padi di Cianjur Diserang Hama Wereng Coklat, Dinas TPHPKP: 80 Hektare Terancam
BACA JUGA:Cilok Bumbu Kacang Viral, 20 Baskom Ludes dalam 2 Jam
BACA JUGA:Persib Sambut Baik Pemanggilan Pemainnya ke TC Timnas U-23 Indonesia
"Hasil kajian kami bagaimana caranya yang sudah terdampak dan memang puso atau dipastikan gagal panen diperlukan pendekatan dari pemerintah daerah bagaimana caranya solusinya untuk subsidi kerugian petani. Kemudian untuk yang masih gejala, kita di HKTI bentuk Satgas Pencegahan Hama Wereng, bagaimana caranya bisa terantisipasi," katanya.
Menurut penuturan petani, jelas Hasan, wabah hama wereng memang sering terjadi. Namun melihat dari kondisi alam yang seharusnya musim panas tapi masih turun hujan, kemudian petani beranggapan harus terus di pupuk.
"Padahal tidak seperti itu pola tanamnya. Jadi ada faktor alam dan ada ekosistem yang hilang dari sistem pertanian kita, misalkan keterlambatan pengobatan. Kemudian sekarang dari olah tanah sudah kehilangan unsur hara. Banyak variabel mempengaruhi kedatangan hama wereng itu," pungkasnya.
Sumber:
