Tiga Tahun Berlalu, Penyintas Gempa Bumi Cianjur Masih Tinggal di Tenda Darurat
Satu Kepala Keluarga (KK) penyintas gempa bumi 2022 di Kampung Pamempeuk RT 02 RW 03, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, masih tinggal di tenda darurat. (Foto: CIANJUR EKSPRES/Fauzi Noviandi)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Satu Keluarga penyintas gempa bumi 2022 di Kampung Pamempeuk RT 02 RW 03, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur masih tinggal di tenda darurat, karena belum tersetuh bantuan pemerintah.
Bahkan, keluarga tersebut harus menyisihkan uang sebesar Rp 1 juta untuk membeli terpal yang telah rusak, Rabu, 5 November 2025.
Tenda darurat berukuran sekitar 5 X 3 meter itu dihuni pasangan suami istri, yaitu Dadan (36) dan Firtria serta kedua anaknya.
"Semenjak awal gempa 2022 lalu, kita tinggal di tenda darurat sampai sekarang. Tapi suami (Dadan) bekerja di Bekasi, dan pulang setiap dua minggu sekali," kata Fitria pada Cianjur Ekspres, Rabu, 5 November 2025.
BACA JUGA:Korban Gempa Cianjur Ciptakan Genteng Berbahan Rumput Hingga Kaca Transparan dari Kayu
BACA JUGA:Pemkab Cianjur Gelontorkan Rp 1,3 Miliar untuk DTH Korban Pergerakan Tanah
Hingga saat ini, lanjut Fitria, pemerintah dan pihak terkait belum memberikan kejelasan soal hak untuk mendapatkan bantuan dana stimulan perbaikan rumah yang terdampak gempa bumi 2022.
"Waktu awal banyak dari beberapa pihak yang meminta beberapa persyaratan dan mengecek kondisi rumah, tapi sampai sekarang bantuan jenis apapun tidak ada sama sekali," katanya.
Fitria mengungkapkan, terpaksa harus menyisahkan uang untuk membeli terpal dan kebutuhan perbaikan tenda.
"Selama tiga tahun ini, sudah tiga kali memperbaiki tenda, dan setiap perbaikan biayanya hampir mencapai Rp 1 juta. Satu kali pergantian terpal itu bisa membeli tiga lembar terpal," ucap Fitria.
BACA JUGA:AMAR Desak Pemkab Cianjur Percepat Penanganan Korban Pergeseran Tanah di Cisel
BACA JUGA:Korban Pergeseran Tanah di Cianjur Minta Kepastian Realisasi Bantuan
Untuk menghemat biaya perbaikan tenda, Fitria dibantu orangtua laki-laki. Bahkan beberapa balok kayu yang dipakai mengunakan bekas.
"Kalau balok kayu itu memakai bekas rumah dulu yang roboh, kadang dari tetangga juga. Sekarang pun tenda mau diperbaiki lagi, lantaran sudah banyak yang bocor, dan kayu juga telah rapuh," kata Fitria.
Sumber:
