Jembatan Cibuni Kadupandak Putus, Warga dan Siswa Empat Tahun Andalkan Rakit
Sejumlah siswa terpaksa menggunakan rakit untuk bisa menyebrangi Sungai Cibuni menuju sekolah akibat Jembatan Cibuni putus sejak empat tahun lalu. (Foto: CIANJUR EKSPRES/Akmal Esa Nugraha)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Putusnya jembatan sungai Cibuni yang menghubungkan Kecamatan Cijati dan Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, sejak tahun 2021 berdampak besar terhadap akses pendidikan dan perekonomian warga. Selama empat tahun, warga maupun anak sekolah terpaksa menggunakan rakit untuk bisa melintasi sungai tersebut.
Wakil Kepala MA Bojongjati, Edi Wahyu mengatakan bahwa jembatan tersebut putus akibat derasnya aliran sungai dan pohon tumbang yang menghantam jembatan pada tahun 2021.
“Ya, jembatan itu putus akibat bencana banjir 2021 lalu. Pasca itu, akibatnya akses siswa menuju sekolah jadi sangat terhambat. Banyak yang harus memutar jauh hampir setengah jam perjalanan, sebagian lainnya nekat menyebrang pakai rakit,” katanya saat ditemui Cianjur Ekspres di sekolah pada Kamis 4 Desember 2025.
Menurutnya, kondisi semakin berisiko ketika hujan turun dan sungai meluap. “Apalagi pas hujan atau sungai meluap gitu sangat berbahaya sekali. Bahkan, siswa yang terlanjur berangkat sekolah, lalu hujan jadi gak bisa pulang, jadi menginap di pondok pesantren kita di sini atau ada juga yang di rumah saudaranya. Nah kalau yang kebetulan belum berangkat tapi sudah hujan, alhasil mereka diberi izin untuk tidak sekolah,” ujarnya.
BACA JUGA:Aliran Sungai Cibuni Mulai Surut, Warga Desa Pageurmaneh Masih Khawatir
BACA JUGA:Sungai Cibuni Meluap, Jembatan Penghubung Antar Desa di Tanggeung Putus
Edi berharap, Pemkab Cianjur mempercepat pembangunan jembatan agar keselamatan dan akses pendidikan warga kembali normal.
“Sampai sekarang anak-anak masih semangat. Tapi kalau aksesnya begini, kondisi pendidikan di sini makin tertinggal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukamahi, Mahidin mengungkapkan, jembatan itu telah menjadi akses utama warga sejak dibangun pada 2007. Selain mendukung akses para pelajar, jembatan itu penting bagi aktivitas ekonomi dan pertanian masyarakat.
“Sekarang warga masih menggunakan rakit buatan warga. Kalau buatan kita desa anggarannya tidak cukup. Tapi itu rawan sekali, apalagi saat banjir,” kata Mahidin saat ditemui Cianjur Ekspres di sekitar Sungai Cibuni.
BACA JUGA:Jembatan Putus, Siswa di Tanggeung Terpaksa Tempuh Perjalanan 5 Kilometer ke Sekolah
BACA JUGA:TPT Jembatan Cipendawa Pacet Longsor, Pengendara Diimbau Selalu Waspada
Dia menyebut sudah ada informasi rencana perbaikan dari pemerintah daerah, namun pelaksanaannya baru diperkirakan tahun 2026 dan belum ada kepastian.
“Katanya 2026, tapi itu juga belum pasti. Masyarakat sangat berharap pembangunan bisa dipercepat. Ini kebutuhan mendesak karena menyangkut keselamatan warga,” katanya.
Sumber:
