Kasus Pasien 01 Cijati Terkuak (Bagian 2- Selesai)
Cianjurekspres.net - Duka mendalam masih dirasakan Ari Irawan (25), warga Kampung Bojongloa RT 001/RW 002, Desa Bojonglarang, Kecamatan Cijati, setelah ditinggal sang istri Meita Maharani (25) untuk selamanya.
Apalagi sang istri yang melahirkan anak kembar, meninggal dunia dengan status pasien positif 01 Covid-19 di Kabupaten Cianjur.
Baca Juga: Berdesakan Belanja Lebaran, Ahli Epidemiologi Unpad Ingatkan Bahaya Penyebaran Covid-19
Status itupun membuat keluarganya mendapat perlakuan negatif dari masyarakat. Tidak hanya usahanya, tapi usaha keluarganya pun kini mati suri sehingga ekonominya jatuh.
Ari pun melanjutkan ceritanya, tepat pada 7 April 2020 Sekitar pukul 05.00 Wib, Ari melihat istrinya sudah mulai lemas seperti tidur tidak gerak. Di dalam hatinya dia berkata bahwa, Meita sudah meninggal dunia. Pada hari itu pula, anak keduanya meninggal dunia sekitar pukul 23.00 Wib dalam perjalanan karena tidak mendapatkan sentuhan medis.
"Lalu jam 7 pagi istri saya dinyatakan meninggal dunia. Tepatnya pada Selasa 7 April 2020. Malamnya anak saya yang kedua," kata dia. Setelah itu Ari dilakukan rapid test. Hasilnya negatif covid-19. Dan sebelum dibolehkan pulang. Ari dan almarhumah istrinya diambil sample untuk dilakukan swab test. "Lalu saya dibolehkan pulang sama dokter tanpa ada catatan khusus kepada saya. Saya pulang dari RS Cimacan jam 11 siang," kata dia.
Baca Juga: Pemkab Cianjur Lakukan Rapid Test Massal di Pasar, Ini Hasilnya!
Pascakejadian itu, Ari pun sulit mendapatkan perhatian medis, karena dia berstatus pengawasan. Tapi hasilnya semua keluarga negatif. Tetapi dia ingin memastikan bahwa dia itu negatif dengan meminta hasil swab test dengan almarhumah istrinya. Tapi kala itu dia belum habis masa karantina ketika 14 April 2020.
Namun alangkah kagetnya ketika dia belum mendapatkan hasil swab, Ari menerima laporan melalui media sosial dan media online bahwa almarhumah istrinya positif Covid-19. "Dari kasus itu, dari keputusan itu enggak ada yang ngasih tahu dari pihak rumah sakit maupun Dinas Kesehatan kepada saya. Jadi tiba-tiba lihat di medsos itu langsung positif. Saya juga sama dimabil swabnya pada hari yang sama dengan istri saya gak dikasih tahu," bebernya.
Bahkan diberitakan kalau dirinya berserta keluarganya sebanyak 22 orang dinyatakan OTG (Orang tanpa gejala). Juru bicara hingga Plt Bupati Cianjur menyatakan bahwa istrinya positif di media. "Tapi berita dan kronologisnya pun berbeda-beda, ceritanya terkesan mengada-ngada. Padahal sampai saat ini saya tidak pernah menerima hasil swab," ungkapnya.
Kini dia merasa kecewa kepada pihak-pihak yang telah menyatakan bahwa Meita merupakan pasien positif covid-19. Itu pun pemerintah tidak bertanggung jawab atas dampak yang dideritanya. Tidak ada sama sekali bantuan dan perhatian.
"Jangankan bantuan dari pemerintah, ucapan bela sungkawa saja tidak ada," keluhnya. Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19, Yusman Faisal, mengatakan, keluarga pasien bisa melihat informasi jelasnya ke rumah sakit terkait hasil swab test, ataupun ke dinas kesehatan.
"Kalau surat resmi hasilnya itu dikeluarkan labkesda, tapi bisa dilihat hasilnya melalui rumah sakit," tuturnya.
Terkait sumber penularan, Yusman mengaku masih berusaha melacaknya. Sedangkan penyebab keluarga tak tertular, ada beberapa kemungkinan, diantaranya karena imunitas keluarga yang sedang bagus.
"Bisa juga karena saat itu virusnya belum berkembang dan menularkan. Kami akan edukasi itu ke keluarga, dan edukasi juga ke lingkungan supaya tidak terjadi kesalah pahaman, sehingga ada pandangan negatif ke keluarga," ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Ahmad Mutawali, mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga dan memberikan bantuan secara berkepanjangan, terutama karena ada anak yang bayi yang memerlukan susu formula setiap harinya.
"Sementara ada bantuan sembako dan bantuan lainnya dari pemkab. Selebihnya akan dimasukan pada DTKS, supaya bantuan mengalir setiap bulannya," kata dia.(bay/*/red)
Sumber: