Sempat Viral Diduga Situs, Ini Fakta Tumpukan Batu Andesit di Ciloto Cianjur
Cianjurekspres.net - Koordinator Tim Rimba Relawan Indonesia Pembela Alam Eko Wiwid menegaskan, video yang beredar dan sempat viral di media sosial adanya temuan situs bersejarah di Kampung Parabon Pojok, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas ternyata bangunan baru yang sengaja ditata oleh pengelola wisata. Pihaknya mengakui, pasca beredarnya video yang sempat beredar di media sosial banyak yang mempertanyakan atau mengkonfirmasi terhadap dirinya akan kebenaran video temuan situs bersejarah tersebut. Dijelaskan Eko Wiwid, lokasi temuan yang disebut-sebut sebagai situs bersejarah itu berada di Taman Wisata Alam Lembah Pasir Sumbul atau di zona pemanfaatan kawasan perluasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Baca Juga: Eko Wiwid: Penataan Gunung Padang Bukan Sekedar Fisik Bangunan "Tentunya kami langsung konfirmasi ke beberapa sumber baik dari yang mendapatkan izin pengelola Taman Wisata Lembah Pasir Sumbul, maupun dari warga setempat dan berdasarkan analisa tim dari Relawan Indonesia Pembela Alam (RIMBA) bersama Volunteer Gunung Gede Pangrango langsung menelusurinya," kata Eko Wiwid, Minggu (21/6). Menurut Eko Wiwid, kawasan Taman Wisata Alam Lembah Pasir Sumbul berada di zona pemanfaatan perluasan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang dikerjasamakan dalam pengelolaanya ke pihak Alengka dan tentunya berdasarkan izin dari TNGGP. "Bongkahan bebatuan andesit yang ada di dalam zona pemanfaatan taman wisata di Kampung Parabon Pojok yang menjadi viral adalah taman berfoto atau tempat selfy di bebatuan sebagai fasilitas atau daya tarik wisata yang dibuat baru dan ditata pengelola wisata dengan nama "Stones Garden" (Taman Batu)," katanya. Berdasarkan fakta di lapangan dan cerita warga asli yang tinggal di Kampung Parabon, dan juga cerita dari pengelola bahwa tidak ada catatan mengenai sejarah situs kerajaan didaerah tersebut. "Adapun bongkahan bebatuan yang jadi taman berfoto itu adalah sisa bongkahan batuan andesit yang longsor atau terlepas dari dinding tebing batuan utama didalam kawasan dan membentuk seperti batuan situs batu menhir pada umumnya," ujarnya. Namun dikarenakan bebatuan tersebut ada di dalam kawasan zona pemanfaatan taman wisata, maka oleh pihak pemegang izin pengelolaan dibenahi menjadi spot khusus taman berfoto diarea camping ground. Menanggapi kebenaran soal adanya situs sejarah peradaban manusia di tempat tersebut, pihaknya belum bisa memastikan kebenarannya. Karena selama ini belum pernah ada penelitian secara akademisi tentang sejarah kepurbakalaan atau riset mengenai sejarah kebudayaan dikawasan tersebut oleh para arkeolog atau ahli lainya. "Kalaupun dikawasan tersebut ada mengenai tentang sejarah yang sangat memungkinkan, yakni tentang jejak sejarah kebumian atau Geologi (Letusan Gunung Api) atau sejarah sebaran Ekosistem, Biologi, Kehutanan," katanya. Eko mengatakan, bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan sumber air pemasok ke aliran daerah aliransungai (DAS) Cikundul dan banyak ditemukan sumber air hasil dari hidrologi alamiah. "Jika ada cerita rakyat mengenai warisan dari Siliwangi di kawasan tersebut, yang nyata yaitu leluhur Pajajaran mewariskan kepada kita selaku generasi masa kini untuk menjalankan tatanan ajar pikukuh mengenai cara memelihara kawasan Gunung Purba Gunung Gede Pangrango dan sekitarnya," paparnya. Adapun untuk kapasitas menyatakan daerah bebatuan yang jadi viral tersebut sebagai situs peninggalan sejarah masa silam, Eko mengaku, harus diadakan riset secara detail yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh yang berkompeten dibidangnya dan tentu memerlukan waktu tidak sebentar. "Saya kira, kalau untuk membuktikan video yang sempat viral di medsos tersebut harus di cek dulu secara ilmiah oleh yang berkompeten dibidangnya dan tentu memerlukan waktu tidak sebentar," pungkasnya.(yis/sri)
Sumber: