Pandemi Covid-19, Pelajar SMAN 2 Cianjur Terbitkan Buku, Ini Jumlahnya
Cianjurekspres.net - Prestasi kembali diukir oleh para pelajar dari SMAN 2 Cianjur. Meski di masa pandemi Covid-19, mereka berhasil menulis buku. Tak tanggung-tanggung 16 judul buku berhasil mereka selesaikan. Sebelumnya pelajar SMAN 2 Cianjur itu juga telah berhasil menerbitkan 100 judul buku. Badriah, pembina gerakan literasi SMAN 2 Cianjur mengatakan, tema yang ia berikan kepada pelajar adalah reading to write and reading to learn. "Saya memberitahu para pelajar untuk menjadi orang berbeda itu harus memiliki karya, satu di antaranya dengan membuat buku," ujar Badriah di SMAN 2 Cianjur, Rabu (24/6). Ia mengatakan, para pelajar dibimbing selama 40 hari yang didukung olej kepala SMAN 2 Cianjur. Kemudian muncul tantangan selama 40 hari untuk membuat 100 judul buku. Hal itu diikuti oleh 80 pelajar dan lima orang guru. "Setelah namanya ada diberi pelatihan dasar menulis, mereka diberi waktu untuk menulis melalui aplikasi word wps aplikasi apapun dikirimin ke google classroom setelah 10 hari anak-anak dipanggil lagi," katanya. Lalu ada pelatihan mekanik kalimat seperti tanda baca, lalu melanjutkan menulis sudah terbentuk baru menentukan tema. Baca Juga: Wishnutama: Banyak Peluang Baru Ekraf di Tengah Pandemi Hari ke-30 masuk masa pengeditan dan pertama dilakukan self editing kalau buku berbahasa Inggris memakai grammar lickeer, mereka l sekitar 5 hari mengedit reviewing editing dan finalisasi. "Hari 36 membuat cover depan pakai aplikasi juga teknik dasar membuat cover," katanya. Badriah mengatakan, kepala sekolah lalu memperjuangkan endors dari kadis provinsi dan KCD. "Setelah itu langsung melanjutkan menulis dan hari ke-38 mengumpulkan semua naskah dan cover, masuk akhirnya terkumpul 85 buku yang lain masih melanjutkan," kata Badriah. Ia mengatakan, saat ini masuk angkatan literasi ketiga, selama covid menghasilkan 16 judul buku termasuk guru ada 10 orang yang ikut saat ini. Badriah mengaku saat ini mengembangkan program literasi membuat buku ke sekolah di Mande, Cibeber. Warungkondang, Cilaku, dan Pacet. "Saya berharap bagaimana program ini berkembang di sekolah mereka juga," katanya.(yis/sri)
Sumber: