Survei Disway; Elektabilitas Ridwan Kamil 44 Persen Ungguli Pramono 40 Persen

Survei Disway;  Elektabilitas Ridwan Kamil 44 Persen Ungguli Pramono 40 Persen

Pasangan Ridwan Kamil-Siswono.(tangkapan layar YouTube KPU Jakarta) --

JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID -Menjelang 4 hari pencoblosan, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Siswono unggul atas pasangan Pramono-Rano Karno. 

Berdasarkan survei yang diadakan Disway Research and development Jakarta, pasangan Ridwan Kamil-Siswono  meraih elektabilitas sebesar 44 persen. Sementara  pasangan Pramono-Rano Karno sebesar 40 persen. 

Sedangkan Dharma Pongkerun-Kun Wardana hanya 10.08 persen dengan menyisakan swing voters  5,83 persen.

Dengan hasil itu maka diperkirakan pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dalam 2 putaran.

Yang menarik dari survei disway ini, elektabilitas pasangan Dharma Pongkerun-Kun Wardana yang nembus 2 digit. Namun bisa saja hanya akan 1 digit mengingat masih dalam rentang margin of error 3 persen.

Keunggulan pasangan Ridwan Kamil ini juga melengkapi hasil-hasil lembaga survei sebelumnya. Namun, sebagian hasil survei memperkirakan belum cukup untuk menang 1 putaran.

Berdasarkan hasil survei disway, sebaran dukungan terhadap Ridwan-Kamil Siswono cukup merata. 

Survei Disway Researh and development ini menggunakan metode simple random sampling dengan mewancarai langsung 1200 responden, diadakan pada tanggal 20-22 November 2024.   Margin of error 3 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 90 persen. 

Penyebaran responden dilakukan pada 38 kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta. Jumlah masing-masing responden di  kecamatan ditetapkan  secara proporsional.

Direktur Eksekutif Disway Research and Development Jakarta, Romy J Utama, menegaskan survei yang dilakukan pihaknya  bersifat independent. 

"Termasuk soal pembiayaan kami menggunakan dana sendiri. Artinya tanpa ada sponsor pihak manapun," ujarnya.

Menurut Romy, survei ini merupakan karya jurnalistik yang tetap mempedomani metodelogi survei. 

"Data lengkap hasil survei sengaja tidak kami ekspos. Misalnya soal sebaran dukungan. Melalui data itu kita bisa lihat sebaran kekuatan masing-masing calon," tegasnya. (*)

Sumber: