Produksi Beras Jabar Diprediksi Meningkat 40 Persen

Kepala BPS Jawa Barat (Jabar) Darwis Sitorus memberikan keterangan di Kantor BPS Jabar, Bandung, Senin (3/3/2025). ANTARA/BPS Jabar--
BANDUNG,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Pada tahun 2025 ini, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) memprediksi jumlah produksi beras di Jabar mengalami peningkatan hingga 40 persen, setelah pada 2024 lalu produksi beras mengalami penurunan.
Kepala BPS Jabar Darwis Sitorus menyampaikan hal itu berkat pengaruh dari program pompanisasi pada lahan-lahan pertanian kritis, sehingga bisa diprediksi setidaknya kuartal pertama 2025 ini akan ada peningkatan produksi secara signifikan.
"Saya bisa sampaikan kalau kita lihat, saat ini sudah ada perbaikan dan peningkatan data produksi ya sejak ada pompanisasi, secara perlahan terbukti. Diprediksi Januari sampai April 2025 peningkatan signifikan bahkan dibandingkan 2023," kata Darwis dalam pesan singkatnya.
Hal itu, kata dia lagi, karena pada tahun 2023 di kuartal 1, akibat badai panas El Nino, menggeser panen kuartal berikutnya. Hal itu juga mempengaruhi produktivitas pada tahun 2024.
BACA JUGA:Kerabat Ungkap Pendaki Cartenz Lilie Wijayati Sebagai Sosok Pemersatu
BACA JUGA:Februari 2025, Jawa Barat Diguncang 98 Gempa dan Disambar 385.980 Kali Petir
"Dan produksi 2024 terbukti memang turun kan, dibanding tahun 2023 dan 2025 ini ada potensi peningkatan yang sangat tinggi," ujar Darwis di Bandung, Selasa 4 Maret 2025.
Diketahui, berdasarkan survei mereka, produksi beras di Jabar sepanjang tahun 2024 sebanyak 4,98 juta ton, turun sebesar 5,61 persen jika dibandingkan produksi beras 2023.
Berdasarkan pengamatan BPS, baik luas panen maupun produksi padi pada 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 2023 di mana luas panen pada 2024 seluas 1,48 juta hektare, turun sebesar 6,84 persen dibandingkan 2023 yang mencapai 1,58 juta hektare.
Sementara, produksi padi pada 2024 sebanyak 8,63 juta ton gabah kering giling (GKG) atau turun sebesar 5,61 persen dibandingkan 2023 yang mencapai 9,14 juta ton GKG.
BACA JUGA:Legislator Dukung Kebijakan Bagi-Bagi Kendaraan Dinas Dedi Mulyadi
BACA JUGA:Gubernur Jabar Copot Kepala SMAN 6 Depok
"Penghitungan produksi padi dan beras mengintegrasikan dua metode pengumpulan data. Metode itu adalah Survei Kerangka Sampel Area (KSA) dan Survei Ubinan. Produksi dihasilkan dari perkalian luas panen (hektare) dengan produktivitas (ton/hektare)," kata Darwis pula.
Sementara, untuk komoditas jagung, luas panen pada 2024 77,99 ribu hektare, mengalami kenaikan sebesar 1,42 persen dibandingkan 2023 yang hanya mencapai 76,90 ribu hektare.
Akan tetapi secara produksi, pada 2024 sebanyak 564,29 ribu ton, mengalami penurunan sebesar 2,23 persen jika dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 577 ribu ton.
Sumber: antara