Banner Disway Award 2025

SAR Cianjur Kembali Melatih Calon Potensi SAR

SAR Cianjur Kembali Melatih Calon Potensi SAR

Para calon potensi SAR saat praktik RJP pada boneka bantuan dalam pelatihan yang diberikan oleh Unit Siaga SAR Cianjur di Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah. (Foto: Rikzan Rezkyesa Azhari/CIANJUR EKSPRES)--

CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Unit Siaga Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Kabupaten Cianjur kembali melatih para calon potensi SAR dengan memberikan materi Bantuan Hidup Dasar (BHD) juga Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR), di Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Rabu (4/6).

Kepala Unit Siaga SAR Kabupaten Cianjur, M Andika mengatakan, BHD dan RJP menjadi salah satu dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh para calon potensi SAR.

"Karena dalam ilmu Penyelamatan di Permukaan Air (Water Rescue), BHD dan RJP dalam medical first responder (MFR) ini saling berkaitan. Mereka harus memahami ilmu ini, jadi saat menangani orang tenggelam, mereka bisa jadi penolong pertama," jelas Andika usai pelatihan.

Dua materi tersebut dinilai sangat penting untuk diketahui, bukan hanya untuk para calon potensi SAR, melainkan juga untuk seluruh lapisan masyarakat. Lantaran, individu yang memahami BHD dan RJP bisa menyelamatkan banyak orang dalam kondisi genting.

BACA JUGA:Pemkab Cianjur Mulai Terapkan Jam Malam Bagi Pelajar

BACA JUGA:Ini Kata BPBD Cianjur Soal Relokasi Warga Korban Bencana Pergerakan Tanah di Desa Waringinsari Takokak

"Saat ada orang tenggelam, lalu terjadi henti nafas atau henti jantung, orang yang jadi penolong pertama ini tidak bingung, dan bisa menunjang hidup korban sebelum dievakuasi ke rumah sakit," katanya.

Pasalnya, dia masih banyak melihat lalainya praktik dalam pertolongan pertama pada korban, sehingga perlu edukasi lebih pada masyarakat.

"Kalau di Cianjur, memang masih kurang dalam penanganan atau pertolongan pertama, dan ini jadi PR bersama," ujar Andika.

Meski dua hal tersebut juga sudah banyak disosialisasikan oleh instansi lain seperti Palang Merah Indonesia (PMI), juga Dinas Kesehatan (Dinkes). Namun, teori yang mengacu pada American Heart Association (AHA) itu ternyata diperbarui secara berkala, setiap lima tahun sekali.

BACA JUGA:Sempat Terputus Diterjang Banjir, Jembatan Ciembe Karangtengah Cianjur Kembali Berdiri

BACA JUGA:Ditanya 100 Hari Kerja, Bupati Cianjur: Masyarakat Aja Langsung yang Nilai

"Masyarakat bisa melakukan BHD dan RJP, tapi tidak semua memahami dan harus dipandu karena guidance (panduan) berbeda-beda tiap lima tahun," jelasnya.

Dalam latihan BHD dan RJP tersebut, dirinya menerangkan cara tepat dalam mengidentifikasi kondisi korban, seperti memeriksa tanda vital hingga praktik memberikan nafas bantuan dan RJP sesuai prosedur. 

Sumber: