Pilkada Cianjur Diprediksi Diikuti Empat Paslon, Pengamat Politik Sebut Petahana Harus Waspadai Gerindra-Demok

Pilkada Cianjur Diprediksi Diikuti Empat Paslon, Pengamat Politik Sebut Petahana Harus Waspadai Gerindra-Demok

Cianjurekspres.net - Sepekan menjelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan maju di Pilkada Cianjur 2020 sudah mulai mengerucut. Jika tidak ada perubahan, empat pasangan bakal calon diprediksi bersaing untuk menjadi orang nomor satu di Cianjur pada 9 Desember mendatang. Bakal pasangan calon (bapaslon) pertama adalah Herman Suherman-Tb Mulyana Syahrudin (BHS-M). Herman selaku petahana diusung lima partai politik yakni Golkar, PDIP, NasDem, PAN dan PPP dengan jumlah 24 kursi. Lalu yang kedua bapaslon Lepi Ali Firmansyah-Gilar Budi Raharja (Pilar) yang diusung PKB dan PKS dengan jumlah 10 kursi. Baca Juga: Serahkan B.1-KWK, Ade Yasin: Sangat Tepat Sekali PPP Dukung BHS-M Sedangkan di posisi ketiga ada Oting Zaenal Muttaqin-Wawan Setiawan (OTW) yang diusung Partai Gerindra dan Demokrat dengan jumlah 16 kursi. Terakhir, bapaslon perseorangan atau independen Muhammad Toha-Ade Sobari (HaDe). Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah mengatakan, konstelasi Pilkada Cianjur dengan empat pasangan bakal calon sangat menarik. Terutama hadirnya kubu independen yang memungkinkan memecah gelombang suara partai politik (parpol). Baca Juga: Pilkada Cianjur, Rekomendasi Gerindra Turun ke Oting-Wawan "Secara hitungan politik, petahana sangat diuntungkan dengan hadirnya 4 (empat) pasang kontestan, karena dapat meminimalisir tekanan kompetitor. Terlebih petahana miliki postur koalisi yang jauh lebih besar dibanding lainnya," kata Dedi kepada cianjurekspres.net, Jumat (28/8/2020). Hanya saja, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu mengingatkan perlu mewaspadai kekuatan rival terutama Gerindra dan Demokrat yang terbukti meraup suara cukup baik di Pileg tahun lalu. "Jika stabil dan mendapat tambahan suara dari kelompok non simpatisan, tentu cukup mengkhawatirkan bagi petahana," tandas Dedi. Disisi lain, Dedi mengatakan, koalisi PKB-PKS justru perlu mendapat pengawalan rival lebih teliti. "PKS dengan konsep kampanye gerilya selama ini cukup berhasil mengejutkan di akhir. Juga, tokoh yang diusung PKB-PKS tidak dapat dianggap ringan," katanya. Menurutnya, diluar kekuatan parpol yang perlu menjadi perhatian adalah faktor ketokohan. Karena faktor ini lebih menentukan dibanding banyaknya mitra koalisi. "Dan membaca postur mesin parpol, juga ketokohan, bisa saja persaingan ketat terjadi antara petahana dan koalisi Gerindra-Demokrat," tukas Dedi. Dedi menegaskan, semua bapaslon memiliki kelebihan dan kekurangan. "Di masa kampanye di tengah pandemi (Covid-19), semua kelompok di luar petahana sangat perlu melakukan konsolidasi yang solid," pungkasnya.(Herry Febriyanto)

Sumber: