Tekan Potensi Penyebaran COVID-19 Setelah Idulfitri dengan Tes Masif
Cianjurekspres.net - Tingginya mobilitas warga menjelang hari raya Idulfitri dan banyaknya kerumunan yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) berpotensi meningkatkan penularan COVID-19. Pengetesan secara masif pun perlu dilakukan guna mempersempit ruang gerak SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dan mencegah gelombang kedua usai Idulfitri. Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mengadakan gelar griya atau open house secara daring dari rumah dinasnya di Kota Bandung, Minggu (24/5/20), sudah menginstruksikan kepada para bupati/wali kota untuk kembali melaksanakan pengetesan COVID-19 secara masif. Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani, menyatakan, pengetesan COVID-19 dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab akan secara intens dilakukan. Selain sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19, pengetesan masif akan mendapatkan peta persebaran COVID- 19 yang komprehensif, melacak kontak terpapar COVID-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien COVID-19. "Untuk antisipasi gelombang dua, kami sudah membuat kebijakan melakukan tes swab masih karena akurasinya yang lebih baik dan lebih spesifik deteksi COVID-19. Sudah lebih dari 15.000 alat tes swab didistribusikan ke kabupaten/kota. Penggunaan kami serahkan kepada kabupaten/kota masing-masing," kata Berli, Selasa (26/5/20). Berli mengatakan, pendistribusian alat tes swab dan alat rapid test terus dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, meski jumlah alat tes yang disalurkan belum sesuai permintaan karena keterbatasan persediaan. "Terakhir kami menerima sekitar 30.000 tes swab, dan sudah langsung kami distribusikan. Hanya mungkin belum sesuai permintaan. Di samping itu juga, alat rapid test tetap kami distribusikan juga ke kabupaten/kota, dan sampai dengan hari ini sudah lebih dari 120.000 alat rapid test yang didistribusikan, dan masih berlanjut," katanya. Per Kamis (21/5/20), Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 sudah menyebar 120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, dan institusi pendidikan di Jabar. Hasilnya, sebanyak 3.209 warga Jabar terindikasi positif COVID-19 atau reaktif. Sebagai tindaklanjut hasil tes cepat, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar menggelar tes swab bagi warga terindikasi positif COVID-19, dan 231 warga Jabar dinyatakan positif COVID-19. Dalam pengetesan COVID-19 secara masif, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar. "Untuk mengejar target tersebut, kami melakukan pengadaan alat tes dari BTT (Belanja Tidak Terduga) Jabar yang dialokasikan untuk penanggulangan COVID-19. Bantuan alat tes dari sejumlah pihak pun terus mengalir, seperti dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," kata Berli. Pengetesan masif di Jabar disertai pula dengan penguatan kesiapan laboratorium, supaya tes masif dengan metode PCR berjalan optimal. Tes swab sendiri dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar. Selain Labkesda Jabar, ada 8 laboratorium yang ditunjuk Pemda Provinsi Jabar untuk melakukan pemeriksaan PCR, yakni Unpad Jatinangor, RSHS, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta. Total kapasitas pengetesan mencapai 5.838 spesimen per hari, tapi kemampuan pengetesan per hari berada di angka 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas. Peningkatan kapasitas pengetesan pun dilakukan dengan menyiapkan laboratorium jejaring lainnya. Terdapat 11 laboratorium, yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar, tengah dipersiapkan untuk menjadi tempat pengetesan dengan metode PCR.(rls)
Sumber: