DKP Jabar Siapkan Lahan untuk Petani Intensif

DKP Jabar Siapkan Lahan untuk Petani Intensif

Cianjurekspres.net - Sebanyak 60 orang yang lolos budaya ikan milenial akan mendapatkan sejumlah peluang usaha yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Jabar mulai dari penyediaan lahan, bantuan modal dari bank bjb, serta kepastian pemasaran dari offtaker yang siap membeli hasil panen petani milenial. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat menyaring mereka mulai dari minat, pendidikan dan juga pengalaman mereka dalam bidang budidaya ikan. "Selain itu juga mereka harus menjalani pengecekan dari BI checking. Soalnya ada kaitannya dengan peminjaman modal dari BJB jangan sampai menambah risiko beban finansial calon petani milenial yang bersangkutan," ujar Herman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/3/2021). Untuk kelompok petani intensif, kata Herman, DKP telah menyiapkan lahan di empat lokasi yang dekat dengan kantor cabang DKP di kabupaten/kota. Untuk nila ditempatkan di Ciherang (Cianjur) dan Wanayasa (Purwakarta). Sementara lele di Cijengkol (Subang), serta udang di Cibalong (Garut). "Mereka ditempatkan di lahan milik kami yang tidak terpakai. Mereka akan diberikan masing-masing empat sampai enam bioflok (kolam yang menggunakan terpal) dengan diameter 4 meter," kata Herman. Namun untuk petani udang, perlakuannya berbeda dengan petani nila dan lele. Mereka tidak diberikan fasilitas kolam biofolk, melainkan lahan tambak udang di Cibalong. "Dari 36 petani intensif, lima orang di antaranya petani udang," sebut Herman. Menurut Herman, para petani milenial tersebut akan dibina dan diberikan kesempatan mengembangkan usahanya dengan durasi satu tahun. Diharapkan mereka bisa berkembang dan mandiri usai menjalani program tersebut. "Kalau berhasil, mereka pasti memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha mereka di tempat lain, tidak terus-terusan di sini. Kalau terus di sini berarti mereka tidak berkembang, " kata dia. Herman menambahkan, untuk petani mandiri tambahan aset yang mereka peroleh dari pinjaman bank bjb akan menjadi hal milik mereka, sedangkan untuk petani intensif aset yang mereka bangun akan dikembalikan pada DKP selalu pihak yang meminjamkan lahan. "Kami berharap mereka berhasil karena dalam satu tahun mereka dapat menghasilkan hingga empat kali siklus atau panen seperti lele dalam dua sampai tiga bulan bisa dipanen, nila dan udang tiga kali siklus panen atau tiga siklus," ucapnya. Hingga saat ini milenial yang meminati tanaman pangan ada 1.010 orang. Sementara hortikultura 951 orang. Saat ini ada dalam posisi evaluasi akhir atau wawancara sampai tanggal 10 April 2021 nanti. Program Petani Milenial Juara diharapkan bisa menahan laju urbanisasi. Dengan prinsip tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia, diharapkan bisa memberikan kesempatan kerja pada anak muda korban PHK di masa pandemi. Selain itu memberi tantangan bagi mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi untuk turut berkontribusi memajukan perekonomian desa. Peserta Petani Milenial diharapkan melanjutkan proses regenerasi petani sekaligus mengubah wajah pertanian Jawa Barat menjadi yang lebih modern, mandiri, produktif, dan berkelanjutan. Selain perikanan, program ini juga mencakup bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan.(rls/nik)

Sumber: