Keterbatasan Ekonomi, Dua KK di Cianjur Terpaksa Tinggal di Bantaran Sungai Ciraden
Cianjurekspres.net - Dua Keluarga di Kampung Susukan, RT 004/RW 005 Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur tinggal dan membuat gubuk di bantaran Sungai Ciraden. Kondisi tersebut terpaksa mereka lakukan akibat keterbatasan ekonomi. Menurut pengakuan salah seorang anggota keluarga yang tinggal di bantaran sungai, Ratna Suminar (40), ia mengaku sudah 7 bulan lamanya tinggal diatas lahan pengairan tersebut. Ia tinggal bersama suami dan dua orang anaknya yakni Safa (11) dan Safitri (4). "Saya tinggal di bantaran sungai ini kurang lebih sudah 7 bulan lamanya," kata Ratna, saat ditemui di rumahnya di bantaran sungai, Rabu (30/6) seperti dilansir dari Harian Umum Cianjur Ekspres. Ratna mengaku, jika sebelumnya ia numpang tinggal bersama orang tuanya yang tak jauh dari tempat tinggal yang sekarang. "Sebelumnya saya tinggal sama orang tua, tapi karena ingin hidup mandiri dan kebetulan ada lahan kecil yang kosong di bantaran sungai kami buat gubuk asal bisa ditempati dari pada harus mengontrak rumah," katanya. Selama ini ia mengaku mendapatkan bantuan dari pemerintah diantaranya bantuan pangan non tunai (BPNT) dan juga PKH. "Tapi, kalau yang PKHnya sudah tidak turun lagi gak tahu kenapa," kata Ratna. Sementara itu Yudi Hilmansyah yang juga tinggal di gubuk berukuran 2,7 meter x 6 meter itu mengaku jika dirinya tinggal di bantaran sungai tersebut bersama istri dan 6 orang anaknya. "Jadi, tinggal di gubuk ini saya bersama istri dan enam orang anak saya," kata Yudi. Yudi mengatakan, mendirikan bangunan di bantaran sungai tersebuti telah minta ijin ke Dinas PUPR Kabupaten Cianjur. "Sebelumnya, saya juga ijin dulu ke dinas terkait untuk membangun gubuk tersebut. Hasilnya dipersilahkan, namun diminta untuk merawat sekitaran lahan yang ditempati," kata Yudi. Yudi mengatakan, jika dirinya berprofesi sebagai tukang las yang penghasilan pas-pasan untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan istrinya Nunung (38) terkadang menjadi pemulung rongsokan dengan harapan bisa membantu ekonomi keluarga. "Kadang istri saya Nunung, suka keluar rumah mencari rongsokan untuk membantu ekonomi di rumah," ujarnya. Menurutnya, meski hanya hidup pas-pasan tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam hal ini BPNT, Bansos Covid-19, BLT DD, terkecuali PKH. "Kalau ditanya cukup, bisa dibayangkan dengan bantuan PKH untuk membiayai sekolah tiga orang anak. Jadi terpaksa ibunya terkadang harus banting tulang menjadi pemulung dan saya bekerja jadi tukang las dengan penghasilan yang pas-pasan," jelasnya. Sekretaris RT 004/RW 005 Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur Cucu Suryani mengaku sudah mengetahui adanya dua KK yang tinggal di bantaran sungai tersebut. "Saya memang tahu, akan tetapi, sebelum membangun gubuk di bantaran sungai tidak ada ijin terlebih dahulu ke RT," katanya. Sementara itu Sekretaris Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, Tuti Mutia mengaku, belum mengetahui ada warganya yang tinggal di bantaran sungai. "Selama ini kan, saya menerima laporan dari masing-masing RT namun ternyata saya baru mengetahuinya sekarang," ungkapnya. Tuti mengatakan, pihaknya akan meninjau langsung informasi yang telah ia terima kaitan dengan adanya warga yang tinggal di bantaran sungai Ciraden. "Saya juga akan menanyakan langsung bantuan apa saja yang telah diterimanya," pungkasnya.(hyt/yis/sri)
Sumber: