Ekspor Bunga Krisan dari Cianjur Mencapai Enam Juta Batang
Cianjurekspres.net - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina mencatat ekspor bunga krisan asal Kabupaten Cianjur dari Januari hingga September 2021 mencapai sekitar enam juta batang. "Kalau berdasarkan data, kita sudah mengekspor jenis tanaman hias krisan (dari Cianjur) kurang lebih enam juta batang dari Januari sampai September 2021," kata Kepala Pusat Kerjasama, Kepatuhan dan Informasi Perkarantinaan (KKIP), Junaidi kepada wartawan usai kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas dan Mutu Komoditas Pertanian Mewujudkan Merdeka Ekspor di Cianjur, Sabtu (9/10/2021). "Kalau satu batang atau stek harganya Rp800, berapa miliar. (ekspornya) ditujukan ke negara Jepang," sambungnya. Menurutnya, tanaman hias dari Cianjur bisa di ekspor karena ada supporting dan sinergi dari semua pihak. Junaidi menegaskan, pihaknya selaku kementerian dan lembaga yang membidangi ekspor khususnya karantina melakukan pendampingan atau bimtek agar agar dapat diterima di negara tujuan ekspor. "Tetapi itu semua juga didahului proses awal di hulunya, harus bisa menjamin kualitas, kuantitasnya. Sehingga kesinambungannya juga perlu. Mulai dari pusat, dewan, Dinas Pertanian, Perdagangan bersinergi akan komprehensif mencapai sasaran," katanya. Lebih lanjut Junaidi mengatakan, pihaknya selalu mencari komoditas-komoditas baru yang mempunyai potesi ekspor yang diminta pasar internasional. Baca Juga: Potensi Pertanian di Cianjur Bagus, Endang Thohari Tegaskan Harus Dilindungi Sementara itu Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Nurul Hikmat menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Cianjur sedang berusaha mendorong dan melatih para petani bagaimana membuat budidaya bunga potong krisan yang benar. "Makanya kita bangunkan green house-nya, ada tempat penampungan produksi. Masih banyak hal-hal yang harus kta lakukan dalam menuju ekspor ini," katanya. Menurutnya, enam juta batang bungan krisan yang di ekspor sebetulnya berasal dari perusahaan-perusahaan milik swasta yang ada di Kecamatan Cugenang. "Kalau petani Cianjur belum, itu swasta," ucap nurul. Nurul mengungkapkan, potensi produksi bunga krisan di Cianjur sebelum pandemi tahun 2019 kurang lebih mencapai 107 juta batang. "Karena pandemi sempat hancur, harga jelek malah petani membiarkan saja tanaman krisannya gak dipotong dan diberikan ke nakes (tenaga kesehatan). Mudah-mudahan tahun depan kita berusaha market normal lagi dan kita akan perbaiki lagi produksi-produksi yang ada di petani," tandasnya. Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari, mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian yang telah mengekspor komoditi pertanian ke sejumlah negara. "Kita bangga dengan ekspor banyak yang dilakukan Kementerian Pertanian. Ini penting, negara lain butuh pangan kita," katanya. Endang pun menilai kegiatan bimbingan teknis yang dilaksanakan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Kementerian Pertanian sangat penting dalam meningkatkan akselerasi ekspor agar program Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) dapat terwujud guna dan semakin mensejahterakan petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Terlebih menurutnya, tujuan yang ingin dicapai melalui bimtek tersebut yakni untuk mempersiapkan sumber daya manusia khususnya petani yang dapat mentransformasikan pertanian konvensional menuju sistem pertanian milenial. Sehingga petani lebih efisien, efektif dan produktif dapat memenuhi kebutuhan domestik dan dapat bersaing di pasar dunia sehingga sistem pertanian semakin mandiri dan berdaulat. Kegiatan Bimtek yang digelar Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta diikuti oleh penyuluh pertanian, pelaku budidaya perkebunan, holtikultura, tanaman pangan dan peternakan, kelopok wanita tani, pengusaha UMKM, kelompok Tani/Gapoktan milenial, perhimpunan/organisasi Tani, Mahasiswa.(hyt)
Sumber: