Wawancara Eksklusif dengan Balon Bupati Cianjur Muhammad Toha

Wawancara Eksklusif dengan Balon Bupati Cianjur Muhammad Toha

Cianjurekspres.net - Munculnya sosok Muhammad Toha sebagai bakal calon bupati Cianjur dari jalur perseorangan berdampingan dengan Ade Sobari di Pilkada 2020, cukup mengagetkan berbagai pihak khususnya para elit politik. Terlebih dalam beberapa gelaran Pilkada Cianjur, sebagai seorang konseptor Toha dikenal selalu berada di belakang layar. Namun kini, dirinya memutuskan turun gunung dalam kontestasi Pilkada 2020 bersaing dengan kandidat lain melalui jalur perseorangan diusung enam partai politik non parlemen. Bagaimana proses perjalanan hingga dirinya memutuskan maju di Pilkada 2020 serta terbentuknya koalisi parpol non parlemen, cianjurekspres.net secara khusus mewawancarai Muhammad Toha. Berikut petikan wawancaranya: Bisa dijelaskan kenapa Parpol Non Parlemen memutuskan berkontestasi di Pilkada Cianjur 2020 dan memutuskan untuk mengusung anda dan Ade Sobari? Kami sejak di DPRD sudah kenal, pasca tugas kami selesai terus ada komunikasi intinya didalam membangun kesepahaman bagaimana supaya aspirasi masyarakat tetap tersalurkan, khususnya dari kekuatan non parlemen. Terus bergulir dan bergulir sampai sekarang bisa masuk pemberkasan menyerahkan dukungan pernyataan dari masyarakat ke KPU. Dikalangan elit partai politik anda dikenal selalu dibelakang layar, kenapa di Pilkada Cianjur 2020 justru muncul? Dunia politik ada episode, terkadang bisa dibelakang, bisa ditengah, bisa disamping dan mungkin sekarang fasenya didepan. Kenapa anda memilih jalur perseorangan di Pilkada Cianjur 2020? Opsi rasionalnya jalur perseorangan, karena itu yang membuka ruang bagi kami, saya dan Kang Ade Sobari untuk masuk didalam kontestasi sekarang. Sejumlah pihak banyak yang tidak menyangka anda maju melalui jalur perseorangan bersama Ade Sobari? Ya kita tadi, adanya sebuah titik kesamaan pandang, khususnya didalam bagaimana upaya untuk meningkatkan atau percepatan membangun Kabupaten Cianjur khususnya dalam membangun kemakmuran. Sehingga Kabupaten Cianjur memiliki nilai martabat minimal ditingkat Jawa Barat bahkan bisa sampai tingkat nasional. Adanya kesamaan pandang itu terus bergulir menjadi sebuah kekuatan, faktanya sekarang bisa sampai ke KPU. Anda melihat Cianjur saat ini seperti apa? Ya tinggal komitmen, tinggal bagaimana partisipasi amasyarakat dijaga. Kemudian koordinasi terus dijalankan, komitmen fokus apa yang menjadi masalah di dalam pembangunan Cianjur itu. Menurut anda, apa yang perlu dibenahi di Cianjur kedepan? Yang jelas, harus menghadirkan prinsip melayani dengan hati. Bukan hanya formalistik, tetapi bersifat substantif, melayani secara substantif. Berkas persyaratan dukungan sudah diserahkan ke KPU, langkah selanjutnya seperti apa? Kami terus berupaya seoptimal mungkin, semua permsalagan yang kami hadapi setahap demi setahap kita selesaikan. Kalau masalahnya besar, jangan sampai masalah ebsar itu kita anggap beban yang besar. Tetapi masalah itu kita selesaikan satu demi satu. Itupun sebuah hal mungkin bagi yang lain sangat susah, tetapi bagi kami sangat mudah untuk menghadapi permasalahan tersebut. Jika anda dan Ade Sobari terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Cianjur 2020-2025, sistem pemerintahan seperti apa yang akan dijalankan? Bagaimana menghadirkan pelayanan dengan hati, pelayanan yang substantif, kemudian partisipasi kita munculkan, koordinasi kita jalankan dan semua pihak mari kita bareng-bareng duduk bersama untuk menangani permasalahan yang ada. Tidak sektoral, tetapi bersifat kebersamaan. Sejumlah kandidat termasuk petahana maju di Pilkada Cianjur 2020, bagaimana tanggapan anda? Saya melihat mereka adalah sahabat, teman didalam konteks membangun Kabupaten Cianjur ini. Mari kita membangun demokrasi yang sehat, supaya nanti kemakmuran bagi masyarakat bisa tercapai. Harapan anda terhadap pelaksanaan Pilkada Cianjur 2020? Harapannya, bagaimana kita di Pemilukada sebagai proses suksesi melalui sistem demokrasi, menghadirkan demokrasi yang sehat semua elemen ikut berpartisipasi. Sehingga salah satu ukuran demokrasi sehat, partisipasi warga yang besar. Terakhir, bisa dijelaskan awal terbentuknya Koalisi Parpol Non Parlemen sehingga mengusung anda dan Ade Sobari di Pilkada Cianjur 2020? Asalnya, partai non parlemen berupaya untuk menyalurkan aspirasi walaupun tidak di parlemen tetapi punya kepercayaan mandat dari masyarakat yang memilih partai non parlemen. Sehingga berfikir bagaimana partisipasi didalam suksesi kepala daerah, itu dibuat kesepahaman. Kesepahaman ini yang bersifat partisipatif, bukan transaksional, bukan pragmatis. Tapi lebih kepada bagaimana substansi partisipasi aspirasi masyarakat bisa tersampaikan, khususnya melalui jalur ekssekutif melalui pemilihan kepala daerah. Itu yang dibangun kesepahaman, sehingga terbentuklah kesepakatan bersama untuk mengangkat sejumlah harapan-harapan masyarakat. Jalurnya bukan jalur partai, tetapi jalurnya yang terbuka ruang di jalur perseorangan. Sehingga, itu yang diperkuat untuk memahamkan kepada rekan-rekan khususnya di partai non parlemen, kemudian berimbas kepada memberikan keyakinan kepada masyarakat.*

Sumber: