Maenpo Terancam Ditinggalkan Jika Pemerintah Tak Ambil Peran
BUDAYA Maenpo atau Pencak Silat masih banyak diminati masyarakat khususnya di Kabupaten Cianjur. Namun kurangnya menjaga kebudayaan serta peran pemerintah membuatnya budaya asli tanah air ini terancam. Pengurus Perguruan Paguron Pencak Silat Cahaya Paroman Cianjur, Muhammad Yunus, mengatakan, meski arus globalisasi semakin modern namun salah satu dari tiga pilar budaya di Cianjur tersebut masih banyak diminati masing-masing internal perguruan silat. "Kalau berbicara eksistensi Maenpo ini masih cukup lumayan, tapi hanya dibeberapa kalangan tertentu, seperti diinternal perguruan silat saja," ujarnya, Kamis (28/10). Namun dia mengaku yakin, meski banyak ilmu bela diri modern, namun Maenpo atau Pencak Silat tersebut akan tetap bertahan eksistensinya mengingat sudah masuk salah satu Cagar Budaya Nasional. "Meski banyak yang modern tapi saya yakin akan tetap eksis apalagi sudah masuk Cagar Budaya. Terlihat juga banyak peminat yang lebih penasaran. Mungkin yang bosen dengan bela diri modern sehingga mereka memilih silat," jelasnya. Namun meski begitu, kata Yunus, kurangnya peran pemerintah serta rasa untuk menjaga budaya tersebut, tidak menutup kemungkinan kedudukan Maenpo akan terancam. "Sejauh ini mohon maaf kalau langsung dari kabupaten masih belum kerasa," ucapnya. Disis lain terlihat juga masih banyak masyarakat khususnya milenial yang kini tidak bisa membedakan mana Silat mana Maenpo. Padahal, keduanya adalah satu keutuhan yang padu. "Masih banyak yang belum paham secara betul, berarti peran pemerintah masih kurang," katanya. Dia mengungkapkan, selama perguruannya dibangun sejak 1980, sampai saat ini belum pernah dikunjungi oleh bupati Cianjur secara khusus untuk pengembangan Maenpo. "Belum pernah ada kunjungan. Bahkan program untuk pengembangan Maenpo sendiri masih belum jelas," ucapnya. Dia berharap, para tokoh pemerintah serta para tokoh Maenpo di Cianjur bisa bersatu untuk menjaga dan mengembangkan budaya Maenpo sehingga bisa melahirkan generasi baru. (mg1/sri)
Sumber: