Tak Kunjung Dapat Perbaikan, RTLH di Cikalongkulon Ambruk
RUMAH tidak layak huni (RTLH) milik pasangan suami istri Heri Hermawan (36) dan Yuni Kurniati (39) ambruk. Rumah yang hanya disekat benteng dengan alun-alun Cikalongkulon itu ambruk bagian depan dan belakang rumahnya. Ambruknya rumah yang berdinding bilik ini terjadi karena terus menerus diguyur hujan lebat. Kondisi rumah yang bagian kayu penopang gentingnya sudah lapuk, diduga mempercepat ambruknya rumah bagian depan dan belakang. Tak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa ambruknya rumah RTLH yang berada di Kampung Kaum Tengah RT 01/04, Desa Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur ini. Namun sepeda motor yang sedang diparkir di halaman rumah Heri sempat tertimpa reruntuhan atap. Sepeda motor tersebut mengalami kerusakan pada bagian body. Di rumah tak layak huni tersebut Heri tinggal bersama istri dan anaknya Azkia Samhasaufa (7) yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. "Kalau hujan besar tak berani masuk ke kamar mandi, semua ruangan sudah bocor dan deras air masuk, saya topang saja dengan bambu untuk sementara," kata Heri ditemui di rumahnya. Istri Heri Hermawan, Yuni Kurniati (39) mengatakan, kondisi rumah memang sudah memperihatinkan. Bahkan dibagian depan dan belakang (dapur) ambruk. "Untuk menutupi bolong dibagian yang nyaris ambruk suami terpaksa harus memasang genteng bekas," kata Yuni. Yuni mengatakan, sebelum ibu mertua meninggal sering menangis karena melihat kondisi rumahnya yang nyaris ambruk, namun belum juga mendapatkan bantuan dari manapun. "Setahun kebelakang, ibu mertua saya selalu menangis karena khawatir melihat kondisi rumah yang mau roboh," ujarnya. Menurutnya, suaminya Heri tidak punya pekerjaan tetap melainkan hanya menjualkan elektronik milik orang lain dengan cara online. "Suami saya tidak punya pekerjaan tetap, paling kalau ada yang order barang elektronik baru dan itupun tak seberapa," ujarnya. Sering datang ke kantor desa hanya untuk meminta perhatian dan perbaikan rumahnya. "Waktu itu masih ada ibu mertua, saya bersama suami datang ke kantor desa. Tapi hingga saat ini belum juga ada realisasinya," paparnya. Yuni mengatakan, semasa hidup ibu mertuanya alm Karnini tidak pernah mendapatkan bantuan apapun baik BLT dan juga BPNT. "Kalau tidak salah, kurang lebih hanya tiga kali mendapatkan bantuan program bantuan langsung tunai (BLT) DD," jelasnya. Menurutnya, bantuan yang didapat setelah suaminya kembali mendatangi kantor desa semasa ibunya masih hidup. "Itupun hanya tiga kali, dua kali Rp600 ribu, dan sekalinya yang Rp300 ribu. Sekarang ibu mertua sudah tidak ada bantuan itupun hilang lagi," ujarnya. Kepala Desa Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon Dudi Aryadikara mengatakan sudah memasukkan rencana bantuan untuk rumah tak layak huni milik Heri. "Program BSPS masih menunggu, mungkin saat ini penanganan sosialnya dulu mau saya masukkan ke program bantuan BPNT dan PKH," ujarnya melalui sambungan telepon. Ia mengatakan, saat pertama diajukan bantuan masih terkendala sertifikat rumah namun saat ini sudah diurus.(yis/sri)
Sumber: