Bimtek OPD ke Banyuwangi Jawa Timur Habiskan Ratusan Juta Rupiah

Bimtek OPD ke Banyuwangi Jawa Timur Habiskan Ratusan Juta Rupiah

KEGIATAN Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Pelayanan Publik yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cianjur ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ternyata menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah. Seperti diketahui, bimtek tersebut diikuti oleh Bupati Cianjur Herman Suherman bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berjumlah 54 orang. "Angka biayanya sekitar Rp290 juta, itu standar, sama dengan Bimtek lain. Sudah sesuai dengan DPA yang ada di kita," ujar Sekretaris Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Cianjur, Heri Farid Hifari singkat saat dikonfirmasi, Selasa (16/11/2021). Heri pun menegaskan, kegiatan bimtek tersebut sudah sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang ada di BKPPD. Diberitakan sebelumnya, Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, jika keberangkatan dirinya bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berjumlah 54 orang ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tidak buang-buang anggaran. Menurutnya, banyak inovasi yang bisa diterapkan di Cianjur. "Tidak buang anggaran, saya tidak buang anggaran dan saya terus terang saja datang kesana merasa semangat yang luar biasa. Di sana FGD (Focus Group Discussion) di hotel, kita undang kita diskusi terus siang dan malam," kata Herman kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (15/11/2021). Alasan memilih Banyuwangi, jelas Herman, karena pada saat pembekalan bupati dan wakil bupati dari Mendagri salah satunya yang memberikan pembekalan adalah Bupati Banyuwangi dengan berbagai inovasinya yang luar biasa. "Pada saat selesai pandemi, Cianjur nol, Cianjur sudah kembali ke level dua, saya ingin teman-teman (OPD) ini mumpung masih baru lihat Banyuwangi. Inovasi Banyuwangi saya kesana itu memang luar biasa, daerahnya bersih, pejabatnya hebat," katanya. Herman pun memuji kekompakan OPD di Kabupaten Banyuwangi yang tidak ego sektoral dengan bekerja semua ketika ada kebijakan dari bupati. Contohnya penanganan kemiskinan sudah berbasis data serta langsung terjun ke lapangan semua OPD. "Abdi (saya,red) kesana bukan main, studi tiru bukan studi banding. Studi tiru dan saya kesana banyak bicara dengan bupatinya, banyak bicara dengan OPD-nya. Hanya dua hari langsung pulang lagi kesini (Cianjur,red) dan semua memenuhi protokol kesehatan," ucapnya. Bahkan Herman mengungkapkan, jika di Cianjur ada Timbel Kanyaah ternyata di Banyuwangi juga ada Rantang Kasih yakni memberi makan setiap warga miskin serta jompo oleh Pemkab untuk pagi dan sore melibatkan kelompok-kelompok masyarakat. "Bukan kemiskinan saja, (bidang,red) kesehatan setiap berkunjung ke warga yang sakit dokternya datang. Saya bangga dan saya tidak usah ke luar negeri kemana-mana, saya bukan studi banding, studi tiru yang bagusnya akan saya terapkan di sini," katanya. Hasil dari kunjungan ke Banyuwangi, kata Herman, dirinya sudah menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk memberikan informasi hasil studi tiru ke para kepala bagian yang membuat regulasi untuk OPD. "OPD-nya harus kompak dulu, harus satu visi tidak ego sektoral. Saya memfungsikan Asisten 1, 2 dan 3 yang akan menjadi koordinator dalam rangka visi misi," katanya. "Punten (maaf,red), saya tidak mubazir datang kesana, benar, saya bisa dipertanggungjawabkan dan kesana punten (maaf,red) saya tidak bermain. Studi tiru bekerja dari pagi sampai larut malam terus-terusan, saya bilang kita kesini bukan untuk jalan-jalan tapi untuk cari ilmu setelah itu kita pulang, bareng tidak ada yang pisah-pisah," sambung Herman.(mg1/hyt/sri)

Sumber: