Selain Diduga Diarahkan, KPM Kecewa Daging yang akan Dibeli Busuk
Cianjurekspres.net - Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, diduga masih diarahkan untuk membeli komoditi ke warung sembako tertentu. Bahkan mereka kecewa lantaran daging ayam yang akan dibeli sudah dalam keadaan busuk. Salah seorang KPM asal Kampung Cigombong, Desa Sindangresmi yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, komoditi yang diperlukan KPM di warung sembako yang diduga diarahkan dan bentukan pihak desa tidak ada. Sehingga menurutnya, banyak warga yang pulang dengan tangan kosong meski uang bantuan sosial tunai (BST) BPNT yang diterimanya sudah diserahkan ke pihak warung. Baca Juga: Anggota DPRD Cianjur Bantu Semen dan Batu Brangkal "Daging ayamnya tidak tersedia, jadi kan nanti kalau nunggu tersedia saya harus balik lagi, dan itu ada biayanya lagi. Soalnya jarak dari rumah saya jauh," ujarnya saat diwawancara di depan warung tempat mereka belanja, Kamis (3/3). Hal senada juga dikatakan KPM lainnya, Wati (bukan nama sebenarnya), menurutnya, kalau pun memang harus diarahkan minimal komoditi yang ada di warung harus komplit dengan harga tidak lebih mahal dari pasar. "Kalau misalkan diarahkan ke agen yang sesuai, harus komplit barangnya. Kemudian harganya pun harus sesuai dengan yang di pasar," katanya. Baca Juga: Sebuah Rumah Milik Warga di Karangtengah Cianjur Ludes Terbakar Tak hanya itu, dirinya mengaku kecewa karena daging ayam yang tersedia di warung kondisinya sudah membusuk. "Iya sudah busuk. Makanya saya lebih baik batal karena dagingnya juga busuk," ucapnya. Sementara itu, pemilik warung sembako yang enggan disebutkan namanya, membenarkan perihal daging busuk tersebut. Menurutnya, busuknya daging ayam di warung miliknya lantaran adanya keterlambatan pengiriman daging dari pemasok. "Kendalanya karena telat pengiriman, daging juga bau, jadi warga gak mau. Untuk sekarang juga belum dibagikan, paling besok (hari ini, red)," ucapnya. Terkait dengan uang KPM untuk pembelian yang sudah diberikan, dirinya mengungkapkan, tidak dilakukan pengembalian melainkan diganti dengan komoditi lain yakni telur. "Uang yang sudah diberikan gak diberikan lagi, tapi diganti sama telur, karena mereka juga tidak keberatan. Cuma itu doang gak ada yang lain lagi," katanya. Dirinya pun mengaku prihatin, lantaran sering kali mendapat protes dari warga. Selain karena komoditi yang busuk, juga terjadinya keterlambatan barang. "Ini bukan modal saya, saya hanya ketitipan sama yang punya barang dari Cianjur. Tapi kalau terlambat barang dari yang punya yang disalahkan pasti saya," tuturnya. Terpisah, Kepala Desa Sindangresmi, Imas, membantah, jika pihaknya diduga telah melakukan pengarahan kepada KPM. "Khusus untuk kami pemerintah desa kepada KPM, kami tidak pernah ada intimidasi atau pengarahan kepada KPM. Tugas kami hanya mensosialisasikan adanya perubahan teknis tentang perubahan BPNT yang dulu lewat e-warong sekarang lewat PT Pos," jelasnya. Terkait adanya warung yang baru, Imas, menjelaskan, jika mereka sebelumnya memang sudah menjual sembako. "Kami tidak ada rekrutmen, melainkan warung yang sudah ada sebelumnya. Pengakuan agen yang mengaku dibentuk pihak desa, itu hanya isu orang yang berkepentingan," tandasnya.(mg1/hyt)
Sumber: