Bupati Mengaku Kaget Ada Siswa Menyeberang Sungai untuk ke Sekolah

Bupati Mengaku Kaget Ada Siswa Menyeberang Sungai untuk ke Sekolah

Cianjurekspres.net - Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku kaget saat mendengar informasi adanya puluhan siswa nyebur ke sungai menyeberang untuk melakukan aktivitas sekolahnya di Kampung Padasari, Desa Sukaluyu Kecamatan Cikadu. Mendengar hal tersebut, bupati langsung memerintahkan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) untuk segera mengecek lapangan dan menganggarkan pembangunan jembatan gantung. "Saya mengucapkan terima kasih atas informasinya dan saya kaget, saya langsung tindaklanjuti ke Dinas Perkim untuk direncanakan pembangunan dan cek lapangan," ujar bupati di pendopo, Senin (1/8). Herman juga prihatin melihat kondisi pelajar dan dinilainya itu kurang baik. Apalagi Cianjur sedang mengejar ketertinggalan IPM. "Itu kurang baik dan Insya Allah kita mah tidak akan mewariskan ke yang akan datang dari IPM yang jelek, IPM itu kan terasanya bukan yang sekarang tapi 25 tahun yang akan datang," katanya. Baca Juga: Aturan Baru, Berobat dan Perawatan ke Dokter Gigi Bisa Pakai BPJS Kesehatan Dia mengatakan, berkaca dari hal tersebut sudah menugaskan camat dan kepala desa. "Saya tugaskan camat untuk mengumpulkan para kadesnya mengecek ke lokasi jangan ada namanya masyarakat apalagi anak-anak sekolah yang menyeberangi sungai tanpa jembatan," katanya. Herman mengatakan, untuk pembangunan jembatan di Desa Sukaluyu rencananya akan berbentuk jembatan gantung. "Teknisnya nanti di Perkim, rencananya jembatan gantung," katanya. Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) di Kampung Padasari, Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu Cianjur selatan, terpaksa harus menyebrangi sungai saat akan berangkat maupun pulang sekolah. Kondisi tersebut terpaksa mereka lakukan lantaran tidak ada jembatan penghubung untuk berangkat maupun pulang sekolah. Aksi nekat tersebut dilakukan puluhan siswa SDN Padawaras, di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur. Para siswa terpaksa menerobos air sungai yang kerap meluap. Tidak adanya akses jalan lain memaksa anak-anak di desa tersebut untuk mengalahkan rasa takut dan bertaruh nyawa demi menuntut ilmu. Para siswa harus melintas Sungai Ciujung dengan jarak sekitar 100 meter dengan air yang cukup deras. Baca Juga: Rela Bertaruh Nyawa, Puluhan Anak SD Terpaksa Harus Menyeberangi Sungai untuk Sampai ke Sekolah "Setiap hari anak-anak harus menyeberangi sungai. Karena lokasi sekolah beda kecamatan," kata Salah seorang Guru SDN Padawaras, Eyep (48), Sabtu (30/7). Meski ada rakit (perahu), namun tak sedikit anak anak memilih melintas dengan berjalan menyeberangi sungai. "Kalau musim hujan turun kasihan sama anak-anak, karena air sungai sering meluap banjir, sehingga banyak anak-anak yang tidak masuk sekolah, karena tidak ada jalan lagi," terangnya. Menurutnya, sejak tahun 2018 jembatan gantung sebagai akses satu-satunya warga yang menghubungkan antar kecamatan, yakni Kecamatan Cikadu, Kecamatan Cidaun dan Kecamatan Naringgul, hanyut akibat diterjang banjir bandang. Namun, sejak jembatan tersebut roboh, hingga saat ini belum ada pembangunan baru, baik dari Pemkab maupun Provinsi. "Kami berharap kepada pemerintah baik daerah, provinsi dan pusat tolong bantu kami, bangun kembali jembatan ini, karena kami dan warga lainya juga anak sekolah sangat membutuhkan jembatan gantung yang permanen," harapnya. (yis/sri)

Sumber: