CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut program regenerasi petani harus secara inklusif dan kolaboratif atau sinergi guna mempercepat regenerasi.
Dengan makin tuanya usia petani saat ini, kata Moeldoko, ada kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda untuk mau bertani.
"Dengan makin tuanya demografi petani saat ini, terdapat kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda agar tertarik masuk sektor agraris sebagai pilihan karier," kata Moeldoko dalam siaran pers di Jakarta, Kamis 9 Mei 2024.
BACA JUGA:Borussia Dortmund Hadapi Real Madrid di Final Liga Champions
Untuk diketahui, Kantor Staf Presiden telah menginisiasi program regenerasi petani untuk mencetak petani-petani muda yang adaptif dengan berbagai metode pertanian seperti permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna, hingga pertanian pintar yang memanfaatkan teknologi internet of things (IoT).
Program regenerasi petani yang diinisiasi KSP akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan lintas kementerian dan lembaga, organisasi kepemudaan pramuka, perusahaan-perusahaan BUMN, Organisasi Pangan Dunia (FAO), serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) guna menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan petani muda yang terampil dan berwawasan luas.
BACA JUGA:Kemenhub Pastikan Ada Penambahan Dermaga di Lintas Merak-Bakauheni
Moeldoko menekankan bahwa program ini harus memiliki dampak langsung dalam meningkatkan jumlah petani muda yang berkompeten dan inovatif sehingga dapat berkontribusi pada revitalisasi sektor pertanian Indonesia.
Kemunculan perusahaan-perusahaan baru yang dikelola petani muda, menurut dia, dapat menjadi katalis bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
"Menjadikan sektor pertanian sebagai ladang keuntungan yang menarik dan memiliki potensi pengembangan yang signifikan adalah esensial, terutama dengan penerapan teknologi terkini," kata Moeldoko.
Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini lebih dari 70 persen petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, sedangkan petani muda atau Gen Z hanya 2,14 persen.
Situasi ini menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.Moeldoko pada hari Rabu (8/5) memimpin rapat yang membahas program regenerasi petani.
Rapat itu dihadiri Deputi Bidang Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Dida Gardera.
Dida Gardera menyatakan bahwa Kemenko Perekonomian mendukung penuh program regenerasi petani yang diinisiasi KSP.