CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, menyerahkan secara simbolis bantuan stimulan pembangunan rumah akibat gempa tahap ke IV pada kurang lebih 500 penyintas gempa di Bale Pancaniti, Pendopo Kabupaten Cianjur, Jumat, 7 Juni 2024.
Suharyanto mengatakan jika Presiden RI Joko Widodo merupakan sosok dibalik pencairan bantuan tahap I hingga tahap IV tersebut.
"Jadi keberadaan saya hari ini untuk menyerahkan bantuan stimulan tahap IV ini atas perintah Pak Presiden Joko Widodo yang selalu memonitor, menanyakan, dan memberikan arahan untuk mengutamakan persoalan rakyat yang terdampak bencana," ujar Suharyanto.
BACA JUGA:Jawa Barat Targetkan Kunjungan Wisatawan Tahun 2024 Tembus 100 Juta
Kata dia, tahap IV baru bisa disalurkan secara resmi ke penyintas gempa di Cianjur karena jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan sangat masif, sehingga penanganannya perlu waktu yang tak sedikit.
"Setelah dihitung, untuk rumah warga yang rusak karena gempa hampir 90 ribu unit dan terus bertambah, rumah rusak beratnya sekitar 20 ribu unit. Pendataan itu yang paling memakan waktu. Hal itu tidak mudah, karena data terus berubah," ungkap Suharyanto.
Dengan cairnya bantuan tahap IV bagi kurang lebih 36 ribu rumah baik rusak ringan, sedang dan berat, diperkirakan uang negara yang digelontorkan untuk penanganan pascagempa 21 November 2022 lalu mencapai Rp5 triliun.
BACA JUGA:HUT Kabupaten Majalengka, Bey Machmudin: Momentum Gotong Royong Bangun Majalengka Lebih Maju
"Anggarannya tidak main-main, akibat gempa yang hanya enam detik waktu itu dengan kekuatan 5,6 skala richter, negara harus menggelontorkan hampir Rp5 triliun. Jadi semoga bisa di mengerti kenapa waktunya lumayan lama, karena prosesnya," jelas Suharyanto.
Meski dianggap lama oleh penyintas gempa, namun dalam waktu 1 tahun enam bulan sejak 21 November 2022, pihaknya sudah menyalurkan bantuan pada hampir 90 ribu penerima bantuan merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan.
"Bisa dibilang suatu prestasi yang cukup bisa dibanggakan. Karena di Indonesia, gempa itu tak hanya di Cianjur, tapi terjadi juga di mana-mana lain juga dan negara memberikan bantuan juga di mana-mana," tutur Suharyanto.
Jika dibandingkan dengan tragedi gempa di Palu pada 2018 silam yang hingga tahun keenam belum rampung, penanganan gempa di Cianjur cenderung sangat cepat. Begitu juga gempa NTB yang korbannya jauh di bawah Cianjur yaitu 40 ribu hingga 50 ribu rumah yang baru rampung dua tahun kemudian.
"Bukan pemerintah tidak peduli pada Cianjur, tapi memang dampaknya cukup besar dan rumah yang harus diganti jumlahnya sangat banyak, 90 ribu rumah dan mungkin masih ada tambahan, tapi mungkin tinggal sedikit," kata Suharyanto.
Dalam penyerahan secara simbolis itu, Suharyanto juga hadir bersama Inspektur Utama BNPB Yulianto, Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI (Purn) Fajar Setiawan, Plt Deputi IV Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Ibnu Asur, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD) BNPB, Agus Riyanto, juga pejabat utama lainnya.