“Tetapi banyak juga sekolah yang mendapatkan bantuan dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), seperti sekolah di Cibeber yang dibangun dua lokal oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), dan di SD lain,” kata dia.
Sementara itu, Kementerian PUPR juga merencanakan pembangunan kelas untuk 32 SD di Cianjur. “SDN bantuan Sukaluyu 1 termasuk penerima dari Kementerian PUPR,” tandasnya.
BACA JUGA: SMPN 2 Cianjur Melakukan Penelitian dan Sosialisasi Mitigasi Bencana
BACA JUGA: Kemendikbud-IFC Jembatani Karya Busana Siswa SMK Go Internasional
Kepala Sekolah Ibu Jenab 1 Cianjur, Ihat Solihat mengungkapkan, saat ini mengakui masih membutuhkan tiga RKB untuk kegiatan belajar mengajar. Karena ruang kelas yang tersedia tidak menampung jumlah robel yang ada.
“Saat ini kita memiliki 17 rombel, sementara ruang kelas yang ada baru 14 kelas. Kita masih membutuhkan 3 ruang kelas lagi untuk kegiatan belajar mengajar,” kata Ihat saat dihubungi secara terpisah.
Untuk menyiasati agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dan berjalan efektif, maka diberlakukan sif khusus untuk rombel kelas dua dengan kelas satu.
"Kita lakukan sif, kelas satu pulang sekitar jam 11.00 WIB, kelas dua masuk sampai pukul 15.00 WIB. Untuk gurunya yang mengajar kita kasih kelonggaran dipensasi datangnya tidak seperti guru yang lain," paparnya.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Kembangkan Potensi Siswa SMK Melalui LKS Nasional
BACA JUGA: Pelajar Indonesia Raih Delapan Medali di IESO 2024
Ke depan ia berharap bisa ada RKB baru untuk mengatasi rombel yang harus bergantian. "Mudah-mudah bisa segera teratasi, ke depannya harus satu kelas dua rombel," tutupnya.