JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Ekonom Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Achmad Nur Hidayat menyarankan pemerintah untuk menggunakan subsidi langsung dalam penyaluran LPG 3 kilogram daripada membatasi akses distribusi hanya sampai level pangkalan.
Dia menjelaskan keputusan pemerintah itu berpotensi menambah beban ekonomi yang lebih kompleks, terutama bagi masyarakat kecil. "Mereka yang sebelumnya bisa membeli LPG di warung-warung kecil dekat rumah, kini harus menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkannya," kata Achmad saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu (1/2). Hal itu berpotensi menambah ongkos logistik yang bisa berkontribusi terhadap inflasi nasional. Sebab, biaya operasional pelaku usaha akan terdampak, terutama UMKM. Biaya tambahan ini pada akhirnya ditransfer ke harga jual produk dan jasa, yang secara langsung berdampak pada harga-harga kebutuhan pokok. BACA JUGA:OJK Tekankan Pentingnya Digitalisasi BPR/S Guna Tingkatkan Efisiensi BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Siapkan Pasokan 9 Juta Tabung LPG 3 Kg Dia khawatir kondisi itu akan makin menekan daya beli masyarakat. "Kondisi ini mengurangi kapasitas konsumsi rumah tangga, memperlambat pertumbuhan ekonomi sektor mikro, dan menambah tekanan inflasi," ujarnya. Achmad juga mengingatkan pemerintah terkait risiko monopoli harga oleh pangkalan. Jika akses masyarakat terhadap LPG 3 kg menjadi lebih terbatas, harga di lapangan bisa makin tidak terkendali. Dalam mekanisme pasar, kelangkaan akses sering kali berujung pada kenaikan harga. Jika pangkalan resmi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jumlah yang cukup, maka akan terjadi peningkatan permintaan yang tidak seimbang dengan pasokan yang tersedia. Hal ini akan memberikan celah bagi pihak-pihak tertentu untuk memainkan harga. BACA JUGA:Berbagi Kiat Sukses, Dahlan Iskan: Bisnis Tanpa Sales Tak Akan Berkembang BACA JUGA:H-1 Libur Isra Mikraj, Lalu Lintas Tol di Regional Nusantara Naik "Dengan kata lain, ada potensi monopoli distribusi di tangan pangkalan resmi, sementara masyarakat kecil yang selama ini mengandalkan pengecer akan kehilangan fleksibilitas dalam mendapatkan gas bersubsidi," tambah dia. Achmad berpendapat skema subsidi langsung lebih aman dan tepat sasaran. Pemerintah dapat menerapkan sistem distribusi berbasis subsidi langsung kepada masyarakat yang berhak, sehingga mereka dapat membeli LPG dengan harga bersubsidi tanpa harus bergantung pada jalur distribusi yang kompleks. Pemerintah juga dapat mengadopsi mekanisme distribusi digital yang lebih transparan, seperti sistem kartu subsidi berbasis data yang memastikan hanya mereka yang berhak yang dapat membeli LPG 3 kg dengan harga subsidi. Dengan cara ini, subsidi dapat lebih tepat sasaran tanpa mengorbankan aksesibilitas bagi masyarakat kecil. BACA JUGA:Erick Thohir Siapkan Mitigasi Bencana dan Kecelakaan untuk Mudik 2025 BACA JUGA:Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Bagi Kiat Sukses untuk Karyawan May Bank Selain itu, perluasan jangkauan pangkalan resmi juga harus diprioritaskan agar masyarakat tetap dapat membeli LPG dengan harga wajar tanpa mengalami kesulitan akses. Jika ada daerah-daerah yang tidak memiliki pangkalan resmi dalam jarak yang wajar, maka kebijakan ini sebaiknya ditinjau ulang atau diberikan pengecualian agar masyarakat di daerah terkait tidak mengalami kesulitan. Dengan menerapkan solusi ini, dia meyakini pemerintah dapat tetap menjaga ketepatan sasaran subsidi tanpa menambah beban ekonomi bagi masyarakat kecil. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengubah pengecer LPG 3 kg menjadi pangkalan resmi, dimulai pada 1 Februari 2025. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung meminta para pengecer untuk mendaftarkan diri menjadi pangkalan resmi. Adapun waktu transisi dari pengecer menjadi pangkalan resmi yang disediakan adalah satu bulan. BACA JUGA:Menteri PU: Bendungan Jatigede Tingkatkan Produksi Padi 2,5 Kali Lipat BACA JUGA:Peran Kadin Diharapkan Lebih Besar Bersinergi Dengan Pemerintah Dengan demikian, pada Maret 2025, tidak ada lagi pengecer LPG 3 kg. Yuliot menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan upaya untuk mencegah harga LPG 3 kg yang lebih mahal daripada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh masing-masing pemerintah daerah. Selain itu, distribusi LPG 3 kg pun menjadi lebih tercatat, sehingga pemerintah bisa mengetahui berapa kebutuhan masyarakat.Ekonom Sarankan Skema Subsidi Langsung untuk Kebijakan LPG 3 Kg
Minggu 02-02-2025,17:30 WIB
Editor : Dede Sandi Mulyadi
Tags : #rumah tangga
#pengecer
#pangkalan resmi
#monopoli harga
#masyarakat
#lpg 3 kg
#lpg
#kebutuhan masyarakat
#harga
Kategori :
Terkait
Minggu 02-02-2025,19:30 WIB
Tim Pembina Samsat Jabar Telusuri 5,4 Juta Penunggak Pajak
Minggu 02-02-2025,17:30 WIB
Ekonom Sarankan Skema Subsidi Langsung untuk Kebijakan LPG 3 Kg
Selasa 28-01-2025,19:10 WIB
Pertamina Patra Niaga Siapkan Pasokan 9 Juta Tabung LPG 3 Kg
Sabtu 25-01-2025,21:31 WIB
Kapolri Apresiasi Program Penghargaan Bhabinkamtibmas Disway National Network
Senin 20-01-2025,18:30 WIB
Pakar: Pertemuan Prabowo-Megawati Bisa Bahas Prioritas Pemerintahan
Terpopuler
Minggu 02-02-2025,16:56 WIB
BMKG Ingatkan Waspadai Cuaca Ekstrem Dampak Tiga Bibit Siklon
Minggu 02-02-2025,19:00 WIB
Pengurus Baru Perbasi Bertekad Hidupkan Industri Olahraga Basket
Minggu 02-02-2025,17:30 WIB
Ekonom Sarankan Skema Subsidi Langsung untuk Kebijakan LPG 3 Kg
Minggu 02-02-2025,18:30 WIB
Israel Akui Gagal Membunuh Pemimpin Hamas Haitham Al-Hawajri
Minggu 02-02-2025,19:30 WIB
Tim Pembina Samsat Jabar Telusuri 5,4 Juta Penunggak Pajak
Terkini
Minggu 02-02-2025,21:00 WIB
BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi di Perairan Cianjur, Bisa Mencapai 2,5 Meter Hingga 4 Meter
Minggu 02-02-2025,20:30 WIB
Terluka Tertimpa Reruntuhan, Enam Siswa SDN Sukasari Campaka Akhirnya Dinyatakan Sehat
Minggu 02-02-2025,20:00 WIB
BMKG Ingatkan Potensi Terjadi Hujan Ekstrem di Jabar Hingga 7 Februari
Minggu 02-02-2025,19:30 WIB
Tim Pembina Samsat Jabar Telusuri 5,4 Juta Penunggak Pajak
Minggu 02-02-2025,19:00 WIB