BANDUNG - Meningkatkan eksistensi pengurang sampah, pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta masyarakat untuk memisahkan sampah sejak di rumah. Ada tiga jenis sampah yang bisa di daur ulang seperti botol, kertas, logam. Sampah organik, serta sampah B3 dan residu. "Kalau masyarakat saat membuang sampahnya dengan pilahan sejak awal, akan memudahkan kami yang mengolah sampah. Karena selama ini waktu habis untuk memilah sampah organik dan anorganik," ujar Ketua Forum Bank Sampah Jawa Barat, Satori di Jabar Punya Informasi (Japri) di Plaza Gedung Sate, Selasa (25/2/2020). Informasi yang diterima, sepanjang 2019 ada 1.615 unit bank sampah di Jawa Barat. Serta, ada ratusan relawan yang rela tidak di bayar saat mereduksi sampah di bank sampah, dan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam pengolahan sampah sebelum dibuang. "Sampah di Indonesia saat ini 50 persennya organik, kalau dulu 70 persen. Sementara sampah daur ulang masih tetap 24 persen," tuturnya. Plastik ada 20-100 jenis sampah yang sulit di daur ulang. Adapun plastik mudah di daur ulang, diakuinya masih sangat mahal. Di lokasi serupa, Kepala Bidang Konservasi Lingkungan dan Pengendalian perubahan iklim, Asep Ruhiyat Lengkawa menyebut, pengolahan sampah yang efektif sudah ada aturannya, yakni dengan pengolahan sampah sejak ada di rumah tangga. Untuk pengurangan sampah di pasar tradisional, Pemprov Jabar bersama komunitas akan mengedukasi kepada masyarakat untuk mereka membawa kantong yang mudah di daur ulang. "Permasalahannya saat ini, masyarakat masih minim untuk membawa kantong sendiri. Di supermarket pun, sekarang ada kantong yang bisa sekali pakai hancur atau untuk berulang," tuturnya. Ia mengakui, sampah saat ini masih menjadi permasalahan nasional. Sesuai Undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang pengolahan sampah, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.(nik)
Solusi Pengurangan Sampah Di Jawa Barat
Selasa 25-02-2020,08:49 WIB
Editor : nida
Kategori :