HUT RI, Pemkab Cianjur Kembali Gelar Pawai Kuda Kosong, Begini Sejarahnya!

Kamis 18-08-2022,01:47 WIB
Editor : cianjur

Cianjurekspres.net- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur kembali menggelar salah satu kebudayaan asli Cianjur yakni kuda kosong. Pawai kuda kosong ini akan dilaksanakan sebagai rangkaian dari helaran budaya dengan tajuk Seni dan Budaya Lokal Cianjur. Selain itu nantinya akan ditampilkan beragam kreasi dan budaya keragaman dan kekayaan seni di kabupaten Cianjur dengan carnaval, salah satu yang dinantikan masyarakat ialah kuda kosong. Ada baiknya sebelum menyaksikan pawai kuda kosong nanti, kamu harus mengetahui dulu sejarah kuda kosong yang penuh keteladanan. Baca Juga:Wakil Ketua DPRD Cianjur Tegaskan Pinjaman Daerah Harus Sesuai Peruntukkan yaitu 100 Persen Infrastruktur melansir dari laman kemdikbud.go.id, konon tradisi Kuda Kosong berkaitan dengan sisi kerendahan hati dari leluhur Sunda di Cianjur saat diberikan hadiah kuda oleh Raja Mataram yang saat itu berkuasa di Tatar Pasundan. Kehadiran kuda kosong turut menandai berdirinya wilayah Cianjur, Jawa Barat. Diceritakan, Raden Aria Wiratanudatar mendapat panggilan dari Raja Mataram untuk memberikan upeti sebagai tanda berdirinya wilayah baru di Cianjur. Raden Kanjeng Aria Wiratanudatar (Dalem Cianjur) kemudian mengutus adiknya bernama Aria Natadimanggala utuk menyerahkan persembahan berupa 3 butir padi, 3 butir pedes (lada) dan 3 buah cabe rawit. Meski sedikit, upeti tersebut dibalas oleh Raja Mataram dengan hadiah berupa seekor kuda, sebilah keris dan pohon saparantu (kemenyan). Baca Juga:PLN UP3 Cianjur Siaga Keandalan di Hari Kemerdekaan Merasa mendapat amanah dengan segala kerendahan hatinya, Aria Natadimanggala berupaya menjaga hadiah tersebut hingga enggan untuk menaikinya karena merasa hadiah tersebut untuk sang kakak yang begitu ia hormati. Sesampainya di Cianjur, kuda tersebut diarak mengelilingi kota Cianjur dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat di sana. Dinamakan kuda kosong, karena saat kembali dari Mataram Aria Natadimanggala tidak menunggangi kuda tersebut. Sisi kerendahan hati lainnya juga ditampakkan oleh Raja Mataram yang merasa memahami keadaan Cianjur yang baru dibangun hingga dengan senang hati menerima upeti yang sedikit itu, dan membalasnya dengan bantuan kuda, keris dan pohon saparantu yang lebih besar. Akhirnya pawai kuda kosong menjadi salah satu kesenian asli Kabupaten Cianjur yang digelar setiap satu tahun sekali, yakni hari jadi kabupaten pada 12 Juli atau pada 17 Agustus saat kemerdekaan Republik Indonesia. Sisi kerendahan hati lainnya juga tampak di saat pelaksanaannya. Di mana ketika itu kuda yang diikutsertakan akan dipakaikan kain berwarna hijau, dengan diarak keliling kota sembari seolah-olah kuda tersebut memberi hormat ke warga yang menonton. Baca Juga:Peringati HUT RI ke-77, Anggota TNI dan Warga Cibadak Cianjur Kibarkan Bendera Merah Putih di Lokasi TMMD Konon turut disebutkan, kuda tersebut sedang dipengaruhi oleh Suryakencana merupakan anak dari hasil pernikahan Raden Aria Wiratanudatar dengan jin. Sebelum gelaran pawai kuda kosong dimulai ada beberapa hal yang dilakukan, memandikan kuda menggunakan air yang berasal dari mata air Cikundul agar kuda bersih dan siap diarak keliling kota. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa agar pawai helaran Kuda Kosong keesokan harinya berjalan lancar. Pada hari pelaksaan akan dilakukan tawasul atau berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui perantara dan sebuah dupa untuk wewangian. Upacara ini diharapkan bisa menjadi pengingat bagi jasa-jasa para pendahulu mereka serta mengambil nilai-nilai positif (kerendahan hati) yang telah diajarkan secara turun menurun. (bbs/hsm)  

Tags :
Kategori :

Terkait