TASIKMALAYA, CIANJUR EKSPRES - Ema, perajin batik asal Tasikmalaya bekerjasama dengan Pertamina untuk kembangkan batik. Bahkan produksi batik yang dinamai 'Batik Alika' ini mulai dilirik pasar nasional dan ditargetkan masuk ke pasar mancanegara.
Sekadar diketahui, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, batik Tasikmalaya merupakan batik yang digemari masyarakat, khususnya Indonesia namun belum di kemas dalam bentuk fashion yang menarik.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, BPBD Cianjur Imbau Masyarakat Waspada
Oleh karena itu, Ema Siti Asma memanfaafkan peluang bisnis untuk meningkatkan daya jual batik dari Tasikmalaya.
Usaha Ema ia beri nama ‘Alika Batik’ yang terinspirasi dari nama sang anak. Kerja sama bisnis yang dijalankan oleh Ema selaku pemilik merk dengan perusahaan manufaktur (pabrik).
Batik yang telah di buat Ema menjadi kemeja, tunik, gamis, maupun mukena dapat di bandrol dengan harga bervariasi, mulai dari Rp80.000-Rp500.000 tergantung bahan kain batik dan tingkat kesulitan produk jenis apa yang dipakai.
BACA JUGA:Transformasi BRI di tengah Pandemi, Bikin Kinerja Lebih Cemerlang
Usaha yang didirikan Ema sejak 2013 tidaklah selalu mulus, terlebih saat pandemi COVID-19 merabah di seluruh belahan dunia tidak terkecuali, Indonesia.
“Saat pandemi omzet usaha saya turun hingga 2 kali lipat dari biasanya” ujar Ema.
Namun tidak berhenti sampai disitu, Ema melakukan inovasi dalam promosi produk yang semakin gencar melalui instagram maupun facebook @alikabatik, ditambah dengan adanya inovasi dalam model produk.
Menjadi mitra binaan Pertamina merupakan salah satu titik terang bagi usaha Ema di masa pandemi. Walaupun sudah berinovasi baik dari segi pemasaran maupun produk tidak terlepas dari harus adanya suntikan modal agar inovasi usahanya dapat berjalan.
Tidak hanya penambahan modal dari menjadi bagian mitra binaan Pertamina, Ema juga mendapat pelatihan digital hingga yang mendatangkan orderan seragam umroh dan seragam sekolah dalam jumlah besar.
"Saya berharap bisa terus berpartisipasi dalam kegiatan yang Pertamina buat seperti pelatihan, pameran, bazar offline maupun online dan lainnya. Hal ini semata-mata untuk mendorong usaha saya agar dapat bersaing di pasar global" ungkap Ema.
Area Manager Communication, Relations & CSR Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan menjelaskan bahwa untuk dapat bersaing di pasar global perlu kerja keras dan pemilik usaha harus terus berinovasi baik dari segi pemasarannya maupun produk yang di jual.