Diantaranya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pengguna layanan juga mendorong kemudah dan keyaman akses untuk melayani para stakeholders.
BACA JUGA:Tidak Ada Lagi Desa Tertinggal di Jabar
Di Era revolusi industri 4.0, pelayanan front office melalui Gerai Layanan Info Ketenagakerjaan didukung dengan back office layanan online, yaitu SIKHI untuk Hubungan Industrial, SI-JU untuk pekerja migran, dan SIAP KAKA untuk pengaduan dan advokasi, yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
"Layanan The New GLIK ini, hybrid bisa langsung di sini (di lingkungan kantor Disnakertrans Jabar, red) atau online," katanya.
Angkatan kerja di Jawa Barat yang berada di angka 2,4 Juta Orang termasuk yang terbesar di Asia Tenggara. Kontribusi manufaktur di Jawa Barat menyumbang 40 persen dari skala nasional.
Memiliki sumber daya manusia yang besar, Provinsi Jawa Barat dinilai menjadi lokomotif Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Urgensi akan tersedianya pelayanan publik yang transparan, akuntabel, gesit, unggul dan harmonis (tangguh) memiliki esensi dan semangat akselerasi dengan meningkatkan kompetensi, dan membuka kesempatan kerja bagi pencari kerja, menjaga hubungan industrial yang kondusif dan harmonis serta meningkatkan kinerja pengawasan ketenagakerjaan, tersedianya informasi pasar kerja, strategi peningkatan sdm (pelatihan vokasi, mandiri dan pemagangan vokasi), peningkatan support data ketenagakerjaan dan mewujudkan kolaborasi dengan kabupaten/kota serta stakeholders ketenagakerjaan.
Sebagai informasi, dalam momen ini dilakukan penyerahan Piagam Penghargaan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit Tingkat Provinsi Jawa Barat bagi sepuluh perusahaan diantaranya Perusahaan Industri Ceres, PT. Indonesia Power Kamojang Pomu, PT. Kahatex, PT. Feng Tay Indonesia, PT. Eksonindo Multy Product Industry, PT.Sipatex, PT. Greentex Indonesia Ultima, PT. Jabil Circuit Indonesia, Honda Prospec Motor, dan PT. TKG Taekwang Indonesia.*