Efisiensi Anggaran, Jumlah Retana di Bawah Pembinaan Langsung BPBD Cianjur Hanya 397 Orang
Tampak Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur.(Cianjur Ekspres/Akmal Esa Nugraha)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan penyesuaian jumlah personel Relawan Tangguh Bencana (Retana) di tingkat desa dan kelurahan.
Jika sebelumnya setiap desa memiliki lima orang retana, kini hanya ditetapkan satu orang koordinator desa (kordes) untuk efisiensi anggaran.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cianjur, M. Taufik Zuhriza, menjelaskan kebijakan pengurangan tersebut mulai berlaku sejak 27 Maret 2025. Kini, dari total 360 desa dan kelurahan, hanya terdapat satu kordes per wilayah. Selain itu, terdapat 32 koordinator kecamatan (korcam) dan 5 koordinator kabupaten (korkab), sehingga total jumlah relawan retana di bawah pembinaan langsung BPBD menjadi 397 orang.
BACA JUGA:Jumlah Penerima Insentif Guru Ngaji Tahun 2025 dari Pemkab Cianjur 392 Orang
BACA JUGA:Reses di Desa Babakankaret Cianjur, Ganjar Ramadhan Serap Aspirasi Infrastruktur Jalan
“Awalnya satu desa lima orang retana. Tapi karena semua sebelumnya mendapat insentif dari pemerintah daerah, sementara sekarang perlu efisiensi anggaran, maka dikurangi hanya satu kordes,” ujarnya saat ditemui oleh Cianjur Ekspres di kantornya, Selasa 15 Juli 2025.
Meski demikian, BPBD tetap mendorong agar desa dapat mempertahankan retana-retana lama dan membinanya secara mandiri.
“Yang sudah pernah jadi retana diharapkan tetap aktif sebagai relawan desa. Mereka menjadi aset desa, walau tidak langsung dibina BPBD. Kami arahkan agar desa tetap membina mereka lewat dana desa,” katanya.
Taufik menegaskan, pembentukan Retana berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) yang bertujuan mempersingkat waktu penanganan bencana. Mengingat letak geografis Cianjur yang luas dan sebagian besar kejadian bencana terjadi di pelosok, kehadiran relawan lokal menjadi sangat berarti.
“Kami tahu kondisi medan Cianjur, kalau kejadian di pelosok seperti Cidaun atau Agrabinta, bisa lima jam lebih kami sampai ke lokasi. Maka dibutuhkan retana sebagai garda terdepan,” tegasnya.
Menurutnya, setiap retana merupakan warga lokal yang dibina dan dimotivasi untuk memiliki jiwa kerelawanan. Mereka dilatih agar sigap dan mampu melakukan penanganan awal ketika bencana terjadi, seperti mengevakuasi warga dan melaporkan kondisi ke BPBD.
“Mereka hafal kondisi wilayahnya, tahu jalur alternatif. Kalau jalan utama tertutup longsor, mereka bisa bantu BPBD tembus ke lokasi. Itulah pentingnya keberadaan Retana,” pungkasnya.(cr1)
Sumber:
