Banner Disway Award 2025

Realisasi Janji Politik Bupati Cianjur Dipertanyakan, Ketua Kopimu: Janji Adalah Hutang

Realisasi Janji Politik Bupati Cianjur Dipertanyakan, Ketua Kopimu: Janji Adalah Hutang

Pasangan calon nomor urut 02 Mohammad Wahyu-Ramzi saat menggelar kampanye akbar di lapangan Prawatasari Joglo Cianjur, Kamis (21/11/2024). (CIANJUR EKSPRES/Mochammad Nursidin))--

CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Menjelang berakhirnya tahun anggaran 2025, sejumlah tokoh masyarakat kembali mempertanyakan realisasi janji politik Bupati dan Wakil Bupati Cianjur yang pernah disampaikan saat masa kampanye, di antaranya bantuan Rp25 juta per RT per tahun serta Rp300 juta untuk pesantren dan lembaga keagamaan.

Ketua Islamic Center Komunitas Peduli Mualaf dan Dhuafa (Kopimu), Agus Setiawan, menyampaikan bahwa hingga saat ini sejumlah janji Bupati dan Wakil Bupati Cianjur pada masa kampanye belum terealisasi. 

Janji politik ini sampai sekarang belum juga dipenuhi, padahal sebentar lagi tahun 2025 akan berakhir dan masuk ke 2026,” kata Agus kepada Cianjur Ekspres, Minggu (23/11/2025).

Agus menilai, pemerintah seharusnya menjelaskan secara terbuka jika memang terdapat kendala anggaran atau hambatan lain dalam pelaksanaan program tersebut.

BACA JUGA:Terinspirasi Surat Al-Ma'un, Islamic Center Kopimu Cianjur Santuni Anak Yatim

BACA JUGA:Ketua DPRD Cianjur Janjikan Bantuan Psikiater Bagi Empat Warga Gangguan Jiwa di Sabandar

“Seharusnya bupati dan wakil bupati meminta maaf kepada masyarakat, kepada ketua RT dan tokoh agama kalau memang belum bisa merealisasikan janjinya. Ingat, janji adalah hutang, dan hutang harus dibayar walaupun itu hutang janji,” tegasnya.

Menurut Agus, sebagian masyarakat tidak ingin mendengar alasan teknis seperti keterbatasan anggaran. Menurutnya, sebelum janji disampaikan dalam kampanye, seluruh aspek seharusnya telah diperhitungkan secara matang.

“Saat ini para ketua RT, para guru ngaji, dan lembaga keagamaan menanti realisasi janji tersebut. Mereka kecewa punya pemimpin yang dianggap ingkar janji,” ujarnya.

Agus juga menyinggung nilai moral terkait pentingnya menepati janji, terutama bagi pemimpin.

“Mengingkari janji adalah dosa besar yang mengarah kepada sifat munafik. Ini bisa mendatangkan laknat Allah dan hisab yang berat di akhirat. Segeralah meminta maaf kepada masyarakat Cianjur,” katanya.

Sumber: