Cianjur Dikelilingi 7 Sesar, BMKG: Gak Usah Panik

Cianjur Dikelilingi 7 Sesar, BMKG: Gak Usah Panik

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.(Cianjur Ekspres)--

CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, terdapat tujuh sesar aktif yang teridentifikasi mengelilingi Cianjur dan sekitarnya, yang diduga merupakan bagian dari sistem atau segmen dari Sesar Cimandiri.

Selain Sesar Cugenang yang baru teridentifikasi, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono juga mengungkapkan jika Sesar Cimandiri sendiri memiliki tiga segmen yang berada di Cianjur, diantaranya Segmen Cimandiri, Segmen Nyalindung-Cibeber dan Segmen Rajamandala.

BACA JUGA:Jangan Ketinggalan! BRI Bagikan Dividen Interim BBRI Rp8,63 Triliun untuk Pemegang Saham Hingga 9 Januari 2023

Selain itu, sesar lain yang berada sangat dekat dengan Cianjur adalah Sesar Cirata, Sesar Padalarang Bagian Barat dan Sesar Lembang.

“Ini (wilayah Cianjur) adalah zona sesar yang sangat komplek dan sangat aktif. Ada banyak sekali sesar yang mengelilingi Cianjur. Dan yang belum terindentifikasi itu sebenarnya masih ada,” ujar Daryono saat ditemui di lokasi Hunian Tetap (Huntap) Relokasi Tahap I di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku, Rabu(4/1).

Jika melihat aktivitas kegempaan BMKG sejak tahun 2008, lanjut Daryono, meskipun sesar-sesar tersebut belum terpetakan namun seismisitas atau kegempaan dari zona Sesar Cimandiri dan sekitarnya sangat aktif dan semakin meningkat.

BACA JUGA:Nyaris Bangkrut, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh Berkat BRI

Dia melanjutkan, dalam peta kegempaan milik BMKG, disebutkan masih banyak klaster-klaster sesar aktif yang belum terpetakan. 

“Hal itu patut diwaspadai. Kita tidak boleh fokus pada sesar yang sudah terpetakan. Seperti Sesar Cugenang ini, sebelumnya kan belum terpetakan, tapi kita tau kalau di daerah tersebut itu sesarnya aktif. Ini jadi pembelajaran bagi daerah lain, kalau memang disitu ada kluster kegempaan yang aktif dan belum terpetakan, waspada suatu saat akan terjadi gempa yang merusak,” jelas Daryono.

Selain itu, Daryono juga menekankan pada pemerintah daerah untuk melihat aspek histori atau sejarah kegempaan di wilayahnya. Menurutnya, jika suatu daerah pernah terjadi gempa hebat di masa lampau, besar kemungkinan hal itu akan terjadi kembali di kemudian hari.

BACA JUGA: Sejumlah SMP di Cianjur Siap Laksanakan Kurikulum Meredeka

“Seperti di Cugenang, pada 1879 dan 1897 pernah terjadi gempa, tapi tidak teridentifikasi sesarnya. Barulah di 2022 terulang lagi gempa. Segmen Rajamandala juga pernah sebabkan gempa pada 1901. Setelah diidentifikasi kembali oleh BMKG, ternyata titik gempanya sangat banyak,” ungkap Daryono.

Menurut dia, data BMKG sangat penting sebagai informasi pendahuluan daerah-daerah yang rawan gempa. “Pemerintah bisa bertanya pada kami, mana-mana kluster yang belum terpetakan,” ujar Daryono.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawari mengatakan, meskipun Cianjur dikelilingi banyak sesar, dirinya mengimbau agar masyarakat tidak panik. Serta meminta pemerintah daerah agar mulai menata kembali tata ruang sesuai dengan rekomendasi BMKG.

Sumber: