Cianjur Dilanda Banjir, Kemanakah Anggaran Penataan Kota dan Normalisasi Sungai?
Cianjurekspres.net - Hujan lebat di Kabupaten Cianjur sebabkan puluhan rumah di beberapa titik terendam banjir, Selasa (21/4/2020). Fenomena bencana ini dinilai kesalahan dari Pemkab Cianjur soal tata kelola normalisasi sungai dan drainase. Presidium LSM Aliansi Masyarakat Penegak untuk Hukum (Ampuh) Cianjur, Yana Nurjaman mengatakan, fenomena banjir yang terjadi di Cianjur kota dinilainya bukan dari kesalahan alam melainkan kesalahan dari tata kelola dari Pemkab Cianjur. "Cianjur kota dikepung banjir, sebenarnya ini fenomena alam atau kelalaian dari tata kelola pemerintah?," kata Yana Nurjaman, Selasa (21/4/2020). Dia mengatakan, fenoma yang muncul dalam 3 tahun belakangan ini di Cianjur kota adalah banjir, bahkan tidak sedikit warga menganggap sebagai sesuatu hal yang aneh. "Kenapa? Karena secara kontur geografis memang benar, Cianjur itu seharusnya menjadi daerah yang bebas dari banjir," katanya. Sebelumnya lanjut Yana, banjir bandang juga sempat menggenangi pusat Cianjur kota dua (2) tahun lalu, Pemkab Cianjur melalui OPD, dan leading sektor mengeluarkan normalisasi sungai dan penataan drainase daerah perkotaan. Dengan begitu muncul APBD yang dialokasikan untuk pembiayaan penataan kota dan normalisasi sungai. "Tapi, hasilnya ya bisa kita lihat bersama, banjir, banjir, dan banjir lagi. Yang menjadi pertanyaan saya, ke mana anggaran penataan kota dan normalisasi sungai yg sudah dialokasikan di APBD," katanya. Menurutnya, bencana banjir saat ini acap kali terjadi hal tersebut dibuktikan adanya kesalahan dengan pelaksanaan program penanganan banjir selama ini. Baca: Diguyur Hujan Deras, Puluhan Rumah di Cianjur Terendam Banjir "Mau tidak mau, akhirnya program normalisasi ini menjadi miskin manfaat. Terutama pada ranah perencanaan yang tidak matang dan komprehensif, akhirnya proyek fisik dibiayai dan dilaksanakan, hasilnya banjir tetap saja tidak tertangani dgn baik," paparnya. Menurutnya, bukan tidak mungkin bencana banjir yang terjadi lambat laun akan menyalahkan masyarakatnya dengan alasan buang sampah sembarangan. "Pada akhirnya pembelaan para pemangku kebijakan akan menyalahkan kebiasaan buruk masyarakat, yakni masih membuang sampah sembarangan," terangnya. Sekretaris DPD Assosiasi Arsitek Teknik Indonesia (AATI) Jabar, Yanyan Heriyana mengatakan, bahwa Cianjur kota ini tak seharusnya mengalami kebanjiran, pasalnya memiliki kemiringan 5 persen. "Bisa kita lihat, kemiringan dari mulai Panembong, Karangtengah, hingga ke arah Ciranjang. Artinya tidak seharusnya Cianjur ini mengalami kebanjiran," kata Yanyan, Selasa (21/4/2020). Yanyan mengatakan, seiring dengan pertumbuhan dan padatnya penduduk di Kabupaten Cianjur saat ini banyaknya pembangunan-pembangunan salah satunya proyek perumahan. "Memang tidak bisa dipungkiri, hal tersebut dikarenakan pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Cianjur, salah satunya proyek perumahan," ujarnya. Dia mengatakan, dulu Cianjur kota ini sangat Asri karena banyak area sangat asri dan sungai-sungai pun pada saat itu besar-besar dan berfungsi dengan baik, baik itu ekosistemnya, hal tersebut terbukti masih banyak warga yang mencari ikan di sungai atau saluran-saluran air. "Seiring dengan perkembangan, saat ini tak sedikit saluran-saluran air banyak yang tertutup, baik itu oleh perumahan, jalan, pabrik-pabrik dan tak sedikit di bantaran sungai pun banyak didirikan bangunan-bangunan, sehinggal hal tersebut akan berdampak banjir," katanya. Baca: Banjir Rendam Sejumlah Wilayah di Cianjur, PMI Evakuasi Warga Gunakan Tandu Tak hanya itu saja, lanjut Yanyan, banyaknya sungai atau saluran air yang mendangkal, sehingga air pun sulit untuk menagalir dan bahkan bisa terjadi penutupan saluran air. "Tentunya harus ada tindakan nyata dari Pemerintah, untuk melakukan normalisasi baik itu sungai kecil, dan aliran sungai yang dangkal untuk di kembalikan penormalan secara keseluruhan," pungkasnya. Seperti kejadian banjir yang menggenangi Masjid SMAN 1 Cianjur kurang lebih satu Meter dan benteng Sekolah pun jebol, hal tersebut terjadi memang diakibatkan hujan deras yang mengguyur kawasan kota Cianjur sejak pagi membuat beberapa anak sungai Cianjur yang tersumbat sampah meluap. Selain itu juga merendam beberapa rumah di Jalan Pangeran Hidayatullah, terendam air setinggi kurang lebih 1,2 meter. Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 1 Cianjur, Aliyudin, mengatakan air mulai masuk pukul 06.00 WIB ke masjid Al Mawa. "Ketinggiannya sekitar 120 sentimeter ini ada sungai di belakang SMA meluap jadi masuk ke masjid, kalau air yang di lapang bawah kiriman dari Jalan Pangeran Hidayatullah," kata Aliyudin. Selain merendam masjid dan lapangan, benteng sekolah juga jebol sepanjang 20 meter akibat debit air tinggi ini. Aliyudin mengatakan, petugas dari BPBD dan pihak sekolah saat inj sudah berada di lokasi dan bergotong royong dengan warga membersihkan sisa lumpur. Tak hanya itu, salah warga di Kampung Panembong Dina (40) mengaku rumahnya terendam air dari aliran parit kecil yang ada didepan rumahnya. "Air meluap dari guyuran hujan dan juga dari parit yang ada didepan rumah, ini barang-barang pada basah kuyup semua," tandasnya. Tak hanya itu Jembatan atau akses Jalan di Kampung Puncak Suji RT 01/7 Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku pun ambruk dikarenakan tergerus air. Akibatnya kurang lebih 90 KK kesulitan untuk menyebrang. "Dengan adanya hujan yang sangat deras di perkirakan dari mulai pukul 04.30 Wib, sehingga jembatan penghubung Kampung Puncak Suji dengan Kampung Cisarua putus total," katanya.(yis/job3/red/*)
Sumber: