Menparekraf: Belanja Delegasi World Water Forum Capai Rp1,7 Triliun
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. --
CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menghitung potensi belanja delegasi World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali mencapai Rp1,7 triliun selama penyelenggaraan ajang internasional tersebut pada 18-25 Mei 2024.
“Hasil ini kami harapkan selama enam hari mendatang sampai 25 Mei 2024,” kata Sandiaga Uno di sela World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin 20 Mei 2024.
Menparekraf menyebutkan angka tersebut didapatkan dengan mengalikan total peserta World Water Forum ke-10 di Bali yang diperkirakan mencapai hingga 50 ribu orang dengan rata-rata pengeluaran untuk belanja termasuk produk UMKM mencapai sekitar Rp34 juta.
BACA JUGA: Kemenag: 60,21 Persen Jemaah Haji Peroleh Layanan 'Fast Track'
Dalam pelaksanaan forum itu, pemerintah melibatkan sebanyak 500 pelaku UMKM yang memajang produk mereka, tersebar di tiga lokasi selama pelaksanaan World Water Forum Ke-10 itu.
Selain di lokasi pertemuan yakni di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pameran juga diadakan di lokasi lain yakni di Kuta dan Bali Collection Nusa Dua.
Sandiaga menuturkan produk-produk yang dijual pelaku UMKM itu telah menjalani kurasi terutama berkaitan dengan produksi yang ramah lingkungan dan pengelolaan limbah cair.
BACA JUGA:Perumdam Tirta Mukti Cianjur Berupaya Cakupan Layanan Capai 80 Persen
Produk itu di antaranya produk fesyen yang tidak menggunakan bahan kimia, kemudian produk kriya yang bersumber dari bahan daur ulang sehingga menjadi ekonomi sirkular.
“Ada aktivitas gim lokal yakni Lokapala yang mengangkat visi keberlanjutan dengan tokoh utama Baruna, ini akan mendorong wisata rendah karbon,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Vinsensius Jemadu mengungkapkan UMKM dilibatkan dalam forum itu untuk meningkatkan pangsa pasar termasuk menaikkan kelas mereka.
Meski begitu, sebagian besar pelaku UMKM tersebut menargetkan jaringan dengan para pelaku bisnis lainnya (B2B).
“Target utama mereka bukan konsumen tapi B2B karena ini cuannya jauh lebih besar,” katanya.
Sumber: antara