YLKI Minta Pemerintah Tindak Peredaran Camilan Ilegal Asal China

YLKI Minta Pemerintah Tindak Peredaran Camilan Ilegal Asal China

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo (Foto: ANTARA)--

CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan tegas atas ditemukannya kasus peredaran camilan anak asal China yang ilegal dalam beberapa waktu terakhir.

“Pelakunya ini harus ditelusuri dan diproses hukum. Siapa ini yang terlibat dalam dalam pemasokan, peredaran, dan perdagangan produk ilegal,” kata Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo di Jakarta, Minggu 14 Juli 2024.

Sudaryatmo menuturkan pemerintah harus menelusuri rantai pasok makanan tersebut agar kualitas hidup masyarakat tidak makin terancam. Terlebih camilan tersebut diketahui banyak beredar di kalangan anak-anak.

BACA JUGA:Mendes Ingatkan Pembangunan Desa Harus Bertumpu pada Budaya

Ia mencontohkan, dalam kasus camilan “Hot Spicy Latiru” dan Latiao Stripes”, belasan siswa SDN Cidadap I, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi mengalami pusing, mual dan muntah usai mengonsumsinya.

Kasus tersebut, katanya, merupakan anomali yang perlu dijadikan perhatian karena Sukabumi termasuk ke dalam wilayah yang tidak termasuk dalam daerah perbatasan antar negara.

Menurutnya, kasus keracunan tersebut juga disebabkan oleh adanya pengawasan dan regulasi Indonesia lemah, sehingga Indonesia dibanjiri oleh produk China berkualitas di bawah standar.

BACA JUGA:Tembakan Terjadi Saat Trump Berpidato di Pennsylvania

Maka dari itu, ia meminta pemerintah terutama dinas terkait seperti dinas pendidikan dan kesehatan di daerah untuk lebih aktif melakukan pengawasan.

“Karena ini menyangkut jajanan di sekolah, mestinya pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan dan dinas kesehatan secara periodik melakukan pengawasan ke sekolah-sekolah terhadap produk yang dijual,” ujar Sudaryatmo.

Lebih lanjut, Sudaryatmo membeberkan contoh deretan kasus yang melibatkan camilan dari China dan patut dijadikan perhatian oleh seluruh pihak. Seperti adanya laporan temuan minyak goreng asal China mengandung BBM.

BACA JUGA:Kereta Cepat Whoosh Telah Layani 4 Juta Penumpang

Diketahui hal itu dapat terjadi karena truk tangki tidak dibersihkan sesuai prosedur setelah mengangkut BBM. Cara itu dilakukan produsen dengan tujuan memangkas biaya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Di tahun 2023 lalu terdapat penyelidikan terhadap bir terkemuka Tsingtao kedapatan produknya tidak steril lantaran kemunculan video yang menunjukkan seorang karyawan pabrik buang air kecil pada bahan mentah untuk membuat minuman beralkohol.

Sedangkan pada 2022, raksasa pengolahan daging babi bernama Henan Shuanghui terbukti melakukan praktik kerja yang tidak higienis seperti mengemas daging yang jatuh ke lantai serta pekerja yang mengenakan seragam kotor terungkap.

BACA JUGA:Kemenkes: Dokter Asing untuk Transfer Ilmu dan Mengisi Kekosongan

“Deretan kasus tersebut pun mengingatkan skandal besar di China pada dimana ditemukan kandungan melamin pada susu. Dampaknya pun membuat enam bayi tewas serta meracuni ratusan ribu anak,” ujar Sudaryatmo.

Sumber: antara