Perang Tarif AS-China Dinilai Beri Peluang Bagi Produk Indonesia

PT Sunrise Steel memberangkatkan ekspor sebanyak 6.000 ton coil Baja Lapis Aluinium Seng (BjLAS) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin (14/4/2025). (Foto: ANTARA)--
JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Manajer Ekspor PT Sunrise Steel, Nadia Setiawan memandang sentimen yang sedang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait perang tarif perdagangan, memberikan peluang bagi produk-produk Indonesia untuk dapat memperluas pasar hingga ke AS.
“AS sudah memblokir China jadi ini opportunity bagi kita, Vietnam akan diblokir juga. Jadi kita benar-benar punya peluang bagus untuk masuk (ke pasar AS),” katanya di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin 14 April 2025.
Nadia menuturkan Indonesia harus mampu mampu menjadi alternatif bagi AS terutama untuk komoditas nonminyak dan gas (nonmigas) seperti produk-produk baja dan besi.
Menurut Nadia, AS melihat Indonesia menjadi salah satu negara alternatif yang menjanjikan di tengah perang dagang dengan China dan bahkan produk baja dan besi Tanah Air juga semakin dilirik oleh Negeri Paman Sam itu.
BACA JUGA:BNI Salurkan Rp14,3 Triliun KUR ke Sektor Pangan, Dorong Swasembada dan Ketahanan Pangan Nasional
BACA JUGA:Menkop Targetkan 80 Ribu Koperasi Desa Selesai Akhir Juni 2025
Bahkan meski harga baja dan besi Indonesia relatif lebih tinggi dibanding negara lain terutama China, namun justru memanasnya hubungan antara AS dan China bisa menjadikan Indonesia sebagai pilihan berikutnya bagi AS.
“Sebenarnya harga besi di kita itu relatif tinggi dibanding negara lain, apalagi dibanding China. Tapi sekarang karena China tidak bisa masuk, tarifnya besar jadi ya sudah kita menjadi next choice next alternative,” ujarnya.
Peluang semakin diminatinya produk baja dan besi Indonesia oleh AS dan negara lain terlihat dari adanya peningkatan ekspor coil Baja Lapis Aluinium Seng (BjLAS) oleh PT Sunrise Steel yakni yang semula hanya 100-200 ton pada 2023 kini mencapai 6.000 ton.
Sebanyak 6.000 ton coil BjLAS yang bernama ZINIUM Diverso ini diekspor ke AS dengan menggunakan Break Bulk melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Senin (14/4).
BACA JUGA:Kadin Sarankan Pemerintah Perkuat Pendekatan ke AS Guna Atasi Tarif
BACA JUGA:Pergerakan Penumpang Arus Balik di Bandara Soetta Tembus 182.843 Orang
Nadia mengatakan meningkatnya ekspor coil BjLAS hingga sekitar 300 persen dari 2023 ke 2025 tersebut merupakan bentuk adanya respon positif terhadap produk Indonesia oleh negara-negara tujuan ekspor terutama AS.
Ia menambahkan, pasar AS mendominasi terhadap ekspor produk coil BjLAS PT Sunrise Steel yakni mencapai 80 persen dibandingkan negara tujuan lain.
“Tentunya diharapkan akan sustainable permintaannya sebagai salah satu produk unggulan dari Indonesia,” kata Nadia.
Sumber: antara