Puluhan Rumah Terendam Banjir Lumpur, BPBD: Hanya Urug Biasa
PULUHAN rumah di Desa Mekarjaya, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur rusak akibat hujan deras dan menyebabkan bencana longsor, Selasa (2/11). Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Ade Bobon mengatakan, ada perwakilan tim BPBD yang datang ke lokasi bencana. "Namun, dari hasil laporan ternyata itu bukan longsor yang besar, hanya urug (longsor) biasa saja," ujarnya kepada Cianjur Ekspres, saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Rabu (3/11). Saat ini, pihaknya memiliki banyak kendala ketika bencana terjadi di beberapa wilayah sekaligus. Khususnya dalam hal kendaraan dan jumlah personel. "Maka dari itu, saat ini kita memaksimalkan Retana apabila terjadi bencana di desa-desa yang jauh," ungkapnya. Di tempat terpisah dilaporkan, banjir arus deras terjadi di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Selasa (2/11) malam. Banjir itu diduga disebabkan akibat adanya kegiatan program pembangunan jembatan program kota tanpa kumuh (Kotaku) yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Usep Solehudin (70) seorang pemilik warung mengatakan, akibat banjir disertai lumpur itu menyebabkan peralatan rumah tangga, beberapa barang dagangan di warungnya ikut terendam. "Lumpur pak, tak hanya air, beberapa barang dagangan saya juga terendam," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/10). Selain Usep, rumah Neneng yang terletak di bagian belakangnya juga terendam banjir sekitar 30 centimeter. "Masih bersih-bersih, terpaksa jalur ke sini pas tadi malam ditutup di depan karena air masih tinggi," kata Neneng. Sebuah mobil pemadam kebakaran terlihat sempat membersihkan rumah seorang warga yang tertimbun lumpur. Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Desa Sindangasih, Epul Saepuloh mengatakan, pada malam hari pihaknya mendapatkan laporan dari warga bahwa ada banjir. "Ada laporan dari warga ke desa mengenai banjir. Karena di situ ada pembangunan jembatan, dan jembatan itu sedang dilakukan pengecoran. Pengecoran itu memerlukan tiang penumpu, dan tiang penumpu di sungai ada di saluran tersebut sehingga sampahnya menyumbat ke saluran air. Sehingga air membludak ke pesawahan dan rumah rumah warga," ujarnya kepada wartawan. Dia mengungkapkan bahwa pihaknya juga sudah berupaya salah satunya dengan menghubungi BPBD. "Alhamdulillah BPBD bergerak cepat langsung menangani banjir yang ada di wilayah kami," kata Epul. Dia mengungkapkan, akibat banjir tersebut ada 26 kepala keluarga (KK) yang terdampak. Pihak desa pun sudah melakukan kordinasi dengan dinas terkait mengenai bantuan untuk korban banjir. "Alhamdulillah saya sudah berkordinasi dengan dinas terkait, sudah menghubungi dan mengirimkan proposal untuk yang terdampak bencana. Kalau korban tidak ada, cuman dari segi material. Kerugian belum," tutupnya. (dik/sri).
Sumber: