Masyarakat Diimbau Tak Ragu Lakukan Testing Jika Mengalami Kontak Erat

Masyarakat Diimbau Tak Ragu Lakukan Testing Jika Mengalami Kontak Erat

Cianjurekspres.net - Pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan untuk mengendalikan Covid-19 dengan penguatan testing, tracing, dan treatment. ''Pemerintah terus memantau data-data dan melakukan evaluasi kinerja di lapangan agar upaya mengendalikan Covid-19 sesuai dengan harapan kita. Angka-angka di minggu ini memberikan optimisme, bahwa apa yang sudah dilakukan sejauh ini menunjukkan hasil baik, tapi tentu usaha dan hasil ini tetap perlu dipertahankan kedepannya,'' ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi dikutip, Sabtu (19/2/2022). Baca Juga: Jalan Provinsi Menuju Cianjur Selatan Rusak Parah, Mahasiswa dan Warga Lakukan Aksi Tanam Pohon Pisang ''Aktivitas testing dan tracing kontak erat ini sangat penting dalam mencegah penyebaran. Kami meminta masyarakat untuk tidak takut melakukan testing apalagi yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19. Tidak perlu takut untuk karantina atau isolasi mandiri (isoman) karena Kemenkes menyediakan layanan telemedisin maupun konsultasi dengan nakes di Puskesmas untuk memantau perkembangan kesehatan masyarakat," imbuhnya Kemudian selain mengendalikan angka bed occupancy ratio (BOR) secara nasional agar tidak sampai melebihi 60%, pemerintah juga berupaya untuk menjaga ketersediaan pelayanan kesehatan. Menurutnya, Pemerintah terus menjalankan strategi hanya pasien bergejala sedang hingga kritis saja yang boleh dirawat di rumah sakit. Dengan begitu pasien OTG atau yang bergejala ringan diimbau untuk isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat di tempat-tempat yang disediakan pemerintah. Ini mengurangi beban pelayanan kesehatan maupun nakes yang bertugas di rumah sakit. Baca Juga: Kapan Tim Pansus DPRD Jabar Kunjungi Cianjur Bahas CDPOB Cisel, Arief Purnawan: Kepastiannya sore ini ''Kebutuhan tenaga kesehatan (nakes) untuk menghadapi kondisi terburuk juga tengah dipersiapkan. Kekurangan nakes masih dapat diatasi melalui pengaturan SDM sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan,'' kata dr. Nadia. Secara internal rumah sakit dapat melakukan pengaturan jadwal shift bagi nakes yang bertugas di perawatan Covid-19. Lalu rumah sakit juga bisa memobilisasi nakes dari unit lain untuk membantu pelayanan di perawatan Covid-19. Baca Juga: Warga Cilaku Dihebohkan Penemuan Tulang Belulang Manusia di Semak Belukar ''Dilakukan juga penyediaan transportasi antar jemput dan akomodasi untuk staf, mengurangi atau menunda layanan non emergensi, serta meningkatkan layanan telemedisin,'' jelas dr. Nadia. Tenaga kesehatan maupun dokter yang sedang melaksanakan isolasi mandiri karena OTG, akan bisa diperbantukan untuk menjalankan konsultasi telemedisin pada pasien Covid-19 yang menjalankan isoman. Selanjutnya, strategi eksternal rumah sakit, dilakukan dengan mobilisasi relawan (koas, PPDS), koordinasi dengan organisasi profesi dalam penyediaan tenaga cadangan untuk membantu, memobilisasi tenaga kesehatan RS dari wilayah kasus Covid-19 rendah ke tinggi, memobilisasi mahasiswa akhir di institusi pendidikan kesehatan terutama membantu dalam administrasi, memobilisasi tenaga kesehatan yang bertugas di non faskes atau administrasi kesehatan untuk membantu merawat pasien Covid-19 dengan dipayungi oleh regulasi izin praktek. Masyarakat dalam masa isoman maupun isoter diberikan layanan konsultasi kesehatan secara gratis baik melalui platform telemedisin maupun dari petugas kesehatan yang ada di Puskesmas. Kemenkes juga menyediakan paket obat dan multivitamin bagi pasien isoman dan isoter secara gratis agar segera pulih. ''Kami mengimbau agar masyarakat berkolaborasi dalam upaya pencegahan seperti kooperatif untuk melakukan testing dan tracing, serta memperkuat protokol kesehatan untuk menjaga diri dari tertular Covid-19. Lengkapi vaksinasi dan lakukan vaksinasi booster apabila sudah saatnya menerima booster,'' tandas dr. Nadia.(kemkes/hyt)

Sumber: