Pergerakan Tanah di Cibanteng Cianjur Makin Meluas, Warga Tunggu Solusi Pemerintah
Tanah badan jalan desa longsor sedalam enam meter akibat pergerakan tanah yang semakin intensif di Kampung Cibuntu, Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jumat (21/11/2025).(Foto: Kiriman warga Desa Cibanteng)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID – Pergerakan tanah di Kampung Cibuntu RT 01/RW 01, Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, semakin meluas dan menimbulkan kerusakan.
Berdasarkan Pantauan Cianjur Ekspres, rekahan tanah bertambah lebar dan muncul retakan baru hingga menyebabkan satu rumah ambruk dan tanah badan jalan desa longsor sedalam enam meter.
Bencana ini bermula pada Kamis (13/11/2025) sekitar pukul 18.00 WIB setelah wilayah setempat diguyur hujan. Hingga hari keempat, kondisi tanah terus bergerak dan menyebabkan dampak yang semakin meluas.
Warga setempat, Aceng Sobur, mengatakan bahwa pergerakan tanah mulai terlihat sejak dua tahun lalu, namun intensitasnya meningkat sejak Oktober 2025.
BACA JUGA:Korban Pergerakan Tanah di Cianjur Selatan Dipastikan Dapat Bantuan Dana Stimulan
BACA JUGA:Pergerakan Tanah di Cibanteng Cianjur Cukup Signifikan, Sekmat: Perlu Penanganan Cepat
“Keretakan awal muncul di sawah. Sekarang tanah terus bergerak setiap hari. Satu rumah sudah ambruk dan tebing jalan turun beberapa meter," katanya kepada wartawan, Jumat (21/11/2025).
Selain itu, lanjutnya, sebanyak 97 KK dengan total 72 rumah berada di zona rawan longsor. Hingga saat ini warga masih menunggu langkah yang diambil oleh pemerintah.
“Jangan sampai longsor besar terjadi dulu baru dicarikan solusi. Kami menunggu tindakan nyata dari pihak pemerintahan,” ujarnya.
Ketua RT 01, Endah Yusuf, membenarkan kondisi darurat tersebut. Ia mengatakan warga melakukan ronda siang dan malam untuk memantau pergerakan tanah yang terus terjadi.
BACA JUGA:BPBD Cianjur Upayakan Percepatan Dana Bantuan RR Bagi Warga Terdampak Pergerakan Tanah
BACA JUGA:Satu Rumah di Sukaresmi Cianjur Ambruk Akibat Pergerakan Tanah
“Kami setiap hari berjaga. Tanah bergerak terus, tidak berhenti. Warga sangat cemas. Kami menunggu penanganan dari pemerintahan, kecamatan, dan instansi terkait,” ujarnya.
Endah menyampaikan bahwa warga siap direlokasi apabila pemerintah menetapkan kawasan tersebut tidak layak huni. “Jika pemerintah memutuskan kawasan ini berbahaya dan harus kosong, warga siap direlokasi. Kami hanya menunggu keputusan resmi dari pemerintah,” katanya.
Sumber:
