Pj Gubernur Akui Ada Peningkatan Kasus PMK di 14 Daerah Jabar

Senin 13-01-2025,18:00 WIB
Editor : Dede Sandi Mulyadi

BANDUNG,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin mengakui ada peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak pada 14 kabupaten/kota di provinsi itu.

Atas kejadian tersebut, kata Bey, puluhan ternak di Jabar disebutkan mati karena terjangkit PMK dan satu pasar tradisional harus ditutup untuk mencegah penularan PMK lebih besar.

"Ada peningkatan kasus di 14 kabupaten/kota. Total 53 ternak mati di Jabar. Dan dari DKPP, satu pasar yakni Manonjaya (Tasikmalaya) ditutup sementara," ujar Bey di Bandung, Senin 13 Januari 2025.

Sebagai antisipasi, pihaknya segera melakukan vaksinasi guna mencegah perluasan kasus PMK. "Kami akan segera mulai vaksinasi besok untuk antisipasi dan pencegahan," kata Bey.

BACA JUGA:KAI Bandung Amankan Barang Tertinggal Senilai Rp2 Miliar Pada 2024

BACA JUGA:Pesta Kembang Api Bikin Takjub Pengunjung Wisata Cikao Park Purwakarta

Sementara itu Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Siti Rohani merinci ada 1.420 ternak yang tertular PMK, dengan 53 ternak mati, yang tersebar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Cirebon, Karawang, Kota Banjar, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sumedang, dan Tasikmalaya.

Atas peningkatan kasus itu, kata Siti, Pasar Manonjaya Tasikmalaya harus ditutup sementara dari 14 Januari sampai 27 Januari 2025 untuk dilakukan disinfeksi.

"Sementara untuk yang lainnya kita lagi menunggu, karena itu kan semuanya harus dari kabupaten ya, untuk areanya area kabupaten gitu, tapi kita sudah memberikan surat edaran, tentang peningkatan kewaspadaan dini terhadap peningkatan penyakit hewan menular," ujar Siti.

Kasus PMK di Jabar, lanjut Siti, terpantau terjadi pertama kali di Kabupaten Bandung pada Desember, yang diinformasikan dari ternak datang dari Jawa Timur. Karenanya pihak dinas meminta ternak yang masuk dari luar Jabar harus diuji kesehatan terlebih dulu.

BACA JUGA:Polda Jabar Berhentikan Tidak Hormat 64 Personel Sepanjang 2024

BACA JUGA:Jabar: Penghargaan Kemendagri untuk PAD Tertinggi Harus Jadi Motivasi

"Jadi sudah ada surat, mengimbau pada para peternak yang dari luar Jabar arus masuk dulu ke  check point. Memang sebelum masuk Jabar sudah diuji. Tapi dalam perjalanan PMK itu kan lewat udara segala macam ya, jadi mungkin saja pada saat masuk di Jabar itu sudah terkena, makanya butuh ada pemeriksaan," ucapnya.

Pihaknya berencana pemberian vaksin pada ternak dengan anggaran Rp1,5 miliar untuk 52 ribu dosis bagi 26 ribu ternak, mengingat satu ternak harus diberi dua kali. Vaksin tersebut akan disalurkan langsung pada peternak. Sementara asosiasi, koperasi dan perusahaan diwajibkan untuk mengadakan vaksin mandiri.

"Jadi kita itu menyediakan hanya untuk peternak saja, jadi harus ada kolaborasi, karena kan satu sapi itu kan harganya lumayan besar, masa sih perusahaan atau misalnya asosiasi tidak mau mengeluarkan untuk satu dosis vaksin, karena satu ekor itu harus dua kali vaksinnya, jadi dalam satu tahun itu harus dua kali," ucap Siti.

Meski begitu, Siti mengungkapkan ada potensi vaksin yang disediakan kurang, mengingat ada kekurangan anggaran, sehingga mereka mengajukan penambahan dosis vaksin pada Kementerian Pertanian (Kementan).

BACA JUGA:Mendag Budi Sebut Harga MinyaKita Mulai Berangsur Turun

BACA JUGA:Mendag Tinjau SPBE Padalarang Pastikan Volume LPG Sesuai Takaran

Idealnya, kata Siti, dosis vaksin bagi ternak di Jabar adalah sebanyak 1 juta lebih, mengingat populasi ternak di Jabar ada sekitar 500 ribu ekor lebih.

"Alhamdulillah kita dikasih permintaan itu di 114 ribu, tapi malah justru katanya mau ditambah. Tadi malam kita sudah dapat vaksinnya sebanyak 20 ribu dosis. Jadi besok itu sudah harus  running ke tempat-tempat. Yang mungkin diutamakan yang ini dulu, yang 14 kabupaten/ kota ini. Selanjutnya nanti ke kabupaten/kota yang lain. Balik lagi kalau kerja sama antara asosiasi, koperasi dan perusahaan itu Insya Allah aman," kata Siti.

Siti menambahkan ternak-ternak yang terjangkit PMK masih aman dan tidak masalah untuk dikonsumsi masyarakat. "Ternak yang sudah terjangkit PMK aman. Maksudnya tidak masalah asal dimasak betul-betul," ucapnya.

Kategori :