"Tentu kita bersyukur acara ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat dan juga kader partai se-Jawa Barat termasuk anggota fraksi PDI Perjuangan DPR RI, DPRD Provinsi dan juga kota/kabupaten," tutur Ketut.
BACA JUGA:Laga Persib vs Persija Ditunda
Ketut berharap dengan kegiatan ini masyarakat mendapat edukasi dan sosialisi serta dapat memaksimalkan makanan lokal non beras yang murah, mudah didapat dan bergizi tinggi.
Tak hanya itu, kata Ketut, lomba ini juga diharapkan dapat mengatasi stunting atau gizi buruk pada anak-anak.
"Makanan yang ditampilkan pada lomba ini adalah makanan non beras dan juga makanan untuk bayi dua tahun (baduta). Sekaligus untuk mengatasi kemungkinan krisis pangan dunia," tuturnya.
Sementara Ketua Panitia Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal, Hj Ijah Hartini mengatakan menu-menu dalam resep yang dilombakan harus menggunakan bahan baku yang mudah didapat di sekitar rumah.
Selain itu, 520 peserta dari 27 kota kabupaten di Jawa Barat yang berkompetisi dalam lomba tersebut tidak diperbolehkan menggunakan bahan olahan pabrik, MSG dan juga pewarna berbahaya.
"Kriteria penilaian juri diantaranya makanan harus memiliki gizi seimbang, cita rasa enak, inovatif dan penampilan menarik menjadi nilai tambah.," bebernya.
BACA JUGA:Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, PSSI akan Turunkan Tim Investigasi
Ijah menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme masyarakat Jawa Barat atas lomba ini.
Karena, kata dia, menu lokal yang dilombakan itu adalah makanan sehari-hari yang sudah tak asing lagi di lidah masyarakat tapi sudah sulit ditemukan.
"Saya sangat mengapresiasi peserta mampu menampilkan menu yang beragam tak hanya rasanya enak tapi juga penyajiannya jugamenarik. Selain itu para juri yang terlibat juga sangat berkompeten. Ide lomba ini juga sangat orisinil. Saya melihat masyarakat itu berharap dan menanti-nanti ada yang menginisiasi membuat lomba seperti ini.
BACA JUGA:Hendak Mancing, Warga Cianjur Tenggelam dan Hilang di Perairan Jangari
Ijah mengatakan lomba ini bertujuan untuk menggali kembali resep tradisional turun temurun yang menjadi kebanggaan masyarakat.