Banner Disway Award 2025

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno Kunjungi TPSK BBC Cianjur, Apresiasi Inovasi Pengelolaan Sampah

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno Kunjungi TPSK BBC Cianjur, Apresiasi Inovasi Pengelolaan Sampah

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pengelolaan Sampah Kawasan (TPSK) BBC di RT 03/RW 13, Kampung Babakan Cisarua, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Senin 2 Juni 2025.--

CIANJUR,CIANJUR.EKSPRES.DISWAY.ID -Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pengelolaan Sampah Kawasan (TPSK) BBC di RT 03/RW 13, Kampung Babakan Cisarua, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Senin 2 Juni 2025.

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung inisiatif warga dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang inovatif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

TPSK BBC merupakan model pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang sebelumnya menghadapi tantangan serius akibat praktik pembakaran sampah melalui insinerator tradisional. 

BACA JUGA:PSSI Jaga Ketat Pemain Timnas Indonesia dari Ancaman COVID-19

BACA JUGA:Jumlah Kunjungan Wisawatan Mancanegara Capai 1,16 Juta pada April 2025

BACA JUGA:RSUD Cimacan Gelar Evaluasi dan Pemulangan Peserta PIDI Angkatan II

Asap yang dihasilkan tidak hanya mencemari udara, tetapi juga membahayakan kesehatan warga. Sejak hadirnya teknologi reaktor biogas dan pengembangan metode ecobrick, volume sampah yang dibakar berhasil ditekan hingga lebih dari 70 persen.

Melalui reaktor biogas, masyarakat Kampung Babakan kini tidak hanya mengelola sampah organik dengan lebih baik, tetapi juga mendapatkan tiga manfaat utama. 

Pertama, Penguatan sistem pengelolaan kawasan: Terbangunnya sistem terintegrasi yang melibatkan partisipasi aktif warga dari tingkat RT hingga desa.

Kedua, Produksi gas energi alternatif: Gas hasil proses kimia dalam reaktor dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor. Saat ini, gas tersebut disediakan sebagai fasilitas umum, digunakan oleh para petani untuk memasak air, menyeduh kopi, atau memasak nasi liwet saat kegiatan warga berlangsung.

Ketiga, Pupuk organik cair: Merupakan hasil akhir dari proses biogas, pupuk ini sangat potensial untuk meningkatkan produktivitas pertanian lokal.

Di sisi lain, pengelolaan sampah non-organik dilakukan melalui konsep ecobrick, yaitu "pemuseuman" sampah plastik tak berguna dengan cara memasukkannya ke dalam botol galon bekas. Ecobrick ini kemudian dimanfaatkan untuk memperkuat bibir sungai, membantu mengatasi erosi, serta menjaga kelestarian lingkungan perairan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dunia pendidikan, tokoh masyarakat, pemerintah dari tingkat RT hingga kepala desa, serta warga sekitar. 

Eddy Soeparno menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif lokal tersebut. 

Sumber: