6 Tahun Tinggal di Bekas MCK, ODGJ di Sabandar Cianjur Harus Dirujuk ke RS Jiwa
Kepala Puskesmas Karangtengah, Yudiansyah saat mengecek kondisi bekas MCK yang dijadikan tempat tinggal ODGJ bernama Jujun (30), warga Kampung Sabandar Kidul, RT 02 RW 03, Desa Sabandar. (Foto: CIANJUR EKSPRES/Akmal Esa Nugraha)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Setelah sebelumnya empat warga dilaporkan mengalami gangguan jiwa, kini muncul satu nama baru, yakni Jujun (30), warga Kampung Sabandar Kidul, RT 02 RW 03, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Ketua RW 03, Cecep Suherman mengatakan, gangguan jiwa yang dialami Jujun diduga berawal sejak dia masih kecil. Saat itu, setelah menerima vaksin, lalu dia mengalami demam berulang hingga memengaruhi tumbuh kembangnya.
“Katanya waktu kecil pas SD mungkin sempat divaksin, tapi enggak tahu vaksinnya apa. Setelah itu badannya panas, sering panas-panas, sampai akhirnya begitu. Waktu SD juga dia ketinggalan beberapa tahun, IQ jadi menurun. Jadi enggak seperti anak-anak lain. Sudah lama memang ada indikasi gangguan jiwa, tapi sekarang-sekarang ini lebih parah, sampai enggak bisa ngurus diri,” ujarnya saat ditemui Cianjur Ekspres pada Sabtu 6 September 2025.
Meski begitu, Cecep menyebut Jujun tidak pernah menimbulkan keributan di lingkungan. Saat kondisinya membaik, dia masih bisa berinteraksi sosial, bahkan ikut pengajian di masjid. Namun, dalam keseharian, perilaku Jujun dinilai kurang terpelihara, misalnya makan tidak teratur, belepotan, dan kerap buang air di celana.
BACA JUGA:Puskesmas Karangtengah Evaluasi Penanganan Empat ODGJ di Sabandar Cianjur
“Enggak pernah bikin ricuh. Malah kalau lagi sadar suka ikut pengajian, masuk masjid juga. Kalau diajak ngobrol juga nyambung sebenarnya, cuma perilaku kesehatannya kurang terurus. Kadang makannya belepotan, kadang buang air di celana. Jadi lebih ke enggak bisa ngurus diri sendiri,” katanya.
Menurutnya, Jujun telah mengalami gangguan jiwa sejak lama. Bahkan, enam tahun terakhir, dia ditempatkan oleh warga di sebuah bangunan bekas MCK (Mandi, Cuci, Kapus) yang sudah terbengkalai karena tidak ada sumber air.
“Sudah sekitar enam tahun tinggal di bekas MCK. Warga memberi kasur dan penerangan seadanya. Sebenarnya kalau diajak ngobrol masih nyambung, tapi perilaku sehari-harinya sering tidak terurus. Kadang makannya belepotan, buang air sembarangan, sehingga tidak bisa mengurus diri sendiri,” kata Cecep.
Lanjutnya, Jujun belum pernah mendapat perawatan medis intensif karena terkendala administrasi kependudukan. Orang tuanya sudah lama meninggal, sehingga dia tidak memiliki kartu keluarga (KK) maupun BPJS Kesehatan.
BACA JUGA:Tiga Bersaudara di Cianjur Alami Gangguan Jiwa, Warga Harap Dirawat di RSJ
BACA JUGA:Program Dawala Disdukcapil Cianjur Sambangi Yayasan Rumah Pulih Jiwa
“Setau saya, dia (Jujun) belum pernah dikasih obat kalau nggak salah, tapi ya sama warga dikasih kasur, dikasih penerangan dll gitu. Kendalanya di administrasi. KK sudah tidak ada, orang tuanya juga sudah meninggal. Tapi nanti akan kami bantu urus ke desa, supaya bisa dibuatkan dokumen dulu. Setelah itu baru bisa diajukan BPJS,” tukasnya.
Kepala Puskesmas Karangtengah, Yudiansyah, membenarkan kondisi Jujun cukup serius dan berbeda dengan empat ODGJ lain di RT 01. Menurutnya, Jujun sudah tidak mampu merawat diri sehingga butuh segera dirujuk ke rumah sakit jiwa.
Sumber:
