Hari Guru Nasional, RK Dadan Surya Negara: Momen Refleksi dan Aksi untuk Pendidikan Unggul
Anggota DPRD Jabar Fraksi PKS, RK Dadan Surya Negara --
BANDUNG,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Setiap 25 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional sebagai wujud penghormatan kepada para pendidik yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan bangsa.
Di tengah dinamika perubahan cepat dari revolusi digital hingga tantangan post-pandemi, momentum ini bukan sekadar seremonial, melainkan ajakan untuk bersama-sama memikirkan masa depan pendidikan.
Kondisi pendidikan nasional saat ini berada di persimpangan. Di satu sisi, guru-guru masih memainkan peran sentral sebagai pilar pengetahuan, karakter dan pembentuk generasi. Di sisi lain, mereka menghadapi beban yang semakin kompleks: teknologi terus berubah, harapan sosial meningkat, serta kebutuhan murid yang tak selalu seragam.
Dalam konteks tersebut, mengenang jasa guru bukan berarti berpuas diri. Justru, peringatan hari guru harus menjadi stimulasi untuk berbenah bersama, baik sistem, lingkungan belajar, maupun kesejahteraan pendidik.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, RK Dadan Surya Negara, mengemukakan pandangan kritis dan sekaligus inspiratif berkaitan dengan peringatan Hari Guru.
“Guru bukan hanya penyampai materi, tetapi garda terdepan dalam membentuk karakter, inovasi dan resilien anak bangsa. Jika kita masih melihat guru sebagai ‘pengantar buku’ semata, maka kita tertinggal," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa 25 November 2025.
Menurut Dadan, ada tiga poin penting yang mesti menjadi fokus kolektif:
1. Pemberdayaan guru sebagai agen perubahan. Guru harus mendapatkan ruang lebih besar untuk berinovasi dalam pembelajaran, tidak sekadar menjalankan kurikulum secara mekanis.
2. Kesejahteraan dan profesionalisme yang sejajar harapan. Dadan menegaskan bahwa “menghormati guru” harus berarti memastikan mereka memiliki akses pelatihan, insentif yang adil, dan lingkungan kerja yang mendukung.
3. Edukasional inklusif di tengah transformasi digital. Perubahan teknologi bukan seharusnya mematikan peran guru, melainkan memperkuat.
“Guru tidak diganti mesin, melainkan diperlengkapi untuk membimbing manusia dalam dunia yang makin kompleks," kata Dadan.
Beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian antara lain disparitas kualitas antar daerah, adaptasi teknologi yang belum merata, dan beban administratif yang kadang mengurangi waktu guru untuk mengajar.
Namun di balik itu semua tersimpan peluang di antaranya:
1. Teknologi pembelajaran daring dan hybrid kini telah terbukti dalam masa pandemi, dan dapat dimanfaatkan lebih luas.
Sumber:
