Sepasang Kekasih Menikah di Lokasi Gempa Cianjur, Tinggal Sementara di Pengungsian
MENIKAH: Suasana pernikahan Muhammad Nurdin dan Nida Khovia Syukur di Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang. Meski hanya dihadiri pihak keluarga acara acara pernikahan berangsung khidmat.(Ayi Sopiandi/Cianjur Ekspres)--
CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Sepasang kekasih di perkampungan terdampak gempa magnitudo 5,6 tepatnya di Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, melangsungkan akad nikah, Minggu (4/12).
Raut kebahagiaan terpancar di wajah Muhammad Nurdin dan Nida Khovia Syukur, yang tengah melangsungkan pernikahan di rumah yang terdampak gempa tersebut.
BACA JUGA:Harga Telur Ayam di Cianjur Tembus Rp32 Ribu per Kilogram, Pembeli Mengeluh, Berharap Kembali Normal
Tidak ada janur kuning maupun tenda layaknya acara resepsi pernikahan. Bahkan, santapan makanan bagi para tamu undangan pun tidak disiapkan.
Acara pernikahan berlangsung secara sederhana, tidak ada sambutan maupun penerimaan dari keluarga calon pengantin istri. Tamu yang hadir pun hanya kerabat keluarga dari kedua mempelai.
Dipandu Amil Desa, Nurdin memegang tangan sang wali calon mertuanya untuk melaksanakan akad nikah atau ijab kabul.
BACA JUGA:BRI Raih Penghargaan Bank Teraktif dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Pada LPS Banking Awards 2022
"Saya terima nikahnya Nida Khovia Syukur binti Abdul Syukur (55) dengan maskawin 5 gram emas dibayar kontan," ucap Nurdin saat akad nikahnya.
Sontak, para saksi secara bersama menyebut sah, tanda akad nikah resmi terlaksana. Haru bahagia dan tangisan pun membanjiri area lokasi pernikahan, saat Nurdin menyalami satu persatu sanak saudara yang menyaksikan akad nikah.
"Alhamdulilah saya bisa melangsungkan akad nikah ini dengan lancar, sekarang Nida jadi istri sah saya," kata Nurdin usai melangsungkan pernikahannya, kemarin (4/12).
BACA JUGA:Unggul Dalam Pemberdayaan UMKM, BRI Sabet Dua Penghargaan BI Awards 2022
Nurdin mengatakan, pernikahan yang sudah direncanakan sejak dua bulan lalu harus tetap berjalan. Pasalnya, data kedua mempelai sudah terdaftar di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cugenang.
"Sebelum gempa saya bersama istri sudah mendaftar sejak dua bulan lalu, karena sudah terdaftar di KUA, jadi harus tetap digelar," katanya.
Usai melangsungkan pernikahan, kata Nurdin, bersama istrinya akan kembali ke pengungsian. Karena, saat ini rumahnya rusak dampak gempa bumi beberapa waktu lalu.
Sumber: