Cerita Dibalik Longsor Akibat Gempa yang Menimbun Puluhan Rumah di Cianjur, Terdengar Teriakan Minta Tolong
HANCUR: Nurmanto warga Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang saat menunjukan titik rumahnya yang hancur tertimbun longsor.(Ayi Sopiandi/Cianjur Ekspres)--
CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - CERITA mistis kadang menyertai setiap terjadi bencana yang menelan korban jiwa cukup banyak. Seperti halnya bencana longsor yang menerpa puluhan rumah di Kampung Cugenang, Desa Cijedil Kecamatan Cugenang pasca terjadi gempa magnitudo 5,6, Senin (21/11) lalu.
Kejadian tersebut tidak hanya menenggelamkan rumah warga, tapi juga mengubur sejumlah jiwa. Bahkan hingga saat ini masih belum diketemukan jasad korban dimana rimbanya.
BACA JUGA:Kerancuan Data Klasifikasi Rumah Rusak Akibat Bencana Gempa di Cianjur Terus Bermunculan
Kabar cerita itu belakangan menghampiri warga yang tinggal disekitar lokasi bencana. Warga dihebohkan dengan adanya suara-suara mistis yang berasal dari lokasi bencana.
"Iya benar, tapi itu pun informasi seliweran, karena saya sebagai warga asli di Kampung Cugenang ini belum pernah mendengar suara yang dimaksud," kata Nurwanta (42) saat ditemui di Kampung Cugenang, Senin (12/12).
Nurwanto mengatakan, informasi tersebut memang sudah dia dapatkan sejak dua hari terakhir. "Saya mendapatkan informasi itu sudah dua hari terakhir," katanya.
BACA JUGA:Bupati Cianjur Kaget Ada 38 Desa Belum Serahkan Kembali Data Hasil Verifikasi Rumah Rusak ke BNPB
Sedikit menjelaskan lanjut Nurmanto, awal cerita yang beredar bahwa ada suara rintihan minta tolong pada saat warga yang melintas dari kampung Sebelah atau dari Gintung menuju jalan besar (jalan nasional) Cugenang. Pada saat melintas di tebing longsoran informasi yang dia dapat ada yang minta tolong seolah terdengar merintih kesakitan.
"Katanya sih, ada suara yang minta tolong, "Tolong saya kedinginan"," kata Nurmanto menirukan dari warga yang mendapatkan informasi tersebut.
Nurmanto juga tidak menampik, jika pada saat kondisi seperti sekarang ini dia tidak berani untuk tinggal lama-lama di lokasi bekas rumahnya yang rata dengan tanah akibat digerus longsoran tersebut.
"Pernah saya berdiri seorang diri tak jauh dari posisi rumah saya kemarin, padahal waktu itu kurang lebih baru pukul 17.30 Wib sore. Tapi karena sudah tidak ada aktivitas petugas saya juga merinding," katanya.
Dia mengatakan, jika dirinya masih membayangkan siapa saja yang biasa lewat di depan rumahnya pada jam-jam tertentu.
"Saya masih mengingat betul dibenak saya orangnya siapa saja yang ada di lingkungan Kampung Cugenang ini, kenapa karena saya asli warga sini selain itu aktif juga di organisasi Karang Taruna," katanya.
Sumber: