Cianjur Dikelilingi 7 Sesar, BMKG: Gak Usah Panik

Cianjur Dikelilingi 7 Sesar, BMKG: Gak Usah Panik

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.(Cianjur Ekspres)--

BACA JUGA:Pengungsi Gempa di Cianjur Berharap Bantuan Perbaikan Rumah Disegerakan

“Yang penting jangan panik, mulailah mengatur kembali tata ruang, rumah-rumah dibangun dengan spesifikasi tahan gempa, kalau belum mampu membangun rumah tahan gempa bisa konsultasi ke Dinas PUPR. Jadi ga usah panik,” kata Dwikorita.

Dwikorita mengatakan, pencegahan atau mitigasi bencana gempa bumi yang dilakukan BMKG adalah dengan mengidentifikasi kluster patahan dan mensosialisasikan hasil kajian ke pemerintah.

“Kita tidak akan membuka ke publik agar tidak menimbulkan kecemasan,” ujar Dwikorita.

Bagian Dari Sesar Cimandiri

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan Sesar Cugenang di Cianjur diduga merupakan bagian dari Sesar Cimandiri.

"Ada kemungkinan Sesar Cugenang merupakan bagian dari sistem Sesar Cimandiri, tapi sifatnya masih hipotesis atau dugaan," ujar Dwikorita.

Namun menurut dia perlu ada kajian lebih mendalam terkait hipotesis tersebut. "Memang harus ada pendalaman atau kajian-kajian selanjutnya untuk membuktikan hipotesis tersebut," kata dia.

Dia menyebut kajian tersebut perlu dilakukan untuk ilmu pengetahuan dan kesiapsiagaan di waktu mendatang. "Kajian perlu dilanjutkan untuk ilmu pengetahuan ke depan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, mengatakan Sesar Cimandiri merupakan segmen sesar yang kompleks.

Menurutnya terdapat beberapa kluster patahan yang diketahui ternyata merupakan bagian dari Sesar Cimandiri, seperti Sesar Nyalindung-Cibeber, Sesar Rajamandala, dan segmen Sesar utama CImandiri itu sendiri.

"Semua segmen dari Sesar Cimandiri itu memiliki histori aktivitas. Bahkan dari 2008 tercatat Sesar ini sangat aktif," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, kajian dan pemetaan segmen yang terhubung dengan Sesar Cimandiri harus terus dilakukan untuk kewaspadaan semua pihak.

"Baik patahan yang sudah terpetakan atau belum harus jadi perhatian bersama, untuk kewaspadaan," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, BMKG menyebutkan Sesar Cugenang menjadi penyebab gempa bumi yang mengakibatkan 603 orang meninggal, puluhan ribu rumah rusak, dan 114 ribu orang mengungsi. Bahkan panjang patahan yang baru teridentifikasi ini mencapai 9 kilometer dengan bentangan yang melintasi 12 desa di empat kecamatan.

Sumber: